• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Sastra/Budaya

Mengingatkan Anak, Bahwa Manusia adalah Makhluk Sosial

by Radar Jatim
22 Oktober 2025
in Sastra/Budaya
0
Mengingatkan Anak, Bahwa Manusia adalah Makhluk Sosial
52
VIEWS

(Catatan Pameran Tunggal Karya Lukis Aisyah Hilya)

Oleh Saiful Hadjar

Dalam era generasi Alpha, perkembangan teknologi digital tidak bisa dihindari. Siapa pun bisa menikmati dengan mudah perkembangan teknologi tersebut. Begitu juga dunia anak, semakin larut dalam perangkap layar gawai dan budaya digital.

Mereka begitu asyik dengan permainan dunia digital, tanpa mengenal waktu dan tidak menghiraukan lingkungan sekitar. Pada gilirannya, semakin tipislah perhatian mereka pada kehidupan di sekitarnya. Ketika memperhatikan mereka lagi asyik bermain game, tidak mau diganggu. Mereka kehilangan kesadaran, bahwa dirinya adalah manusia yang makhluk sosial.

Berbagai jenis game online memang mengasyikkan bagi anak-anak, misalnya MMORPG (bermain peran daring masif multipemain), MOBA (arena pertempuran daring multipemain massal), FPS (penembak orang pertama), Battle Royale, strategi, olahraga/balap, petualangan dan simulasi, dll. Setiap jenis permainan memiliki gaya permainan dan fokus yang berbeda, mulai dari berinteraksi dengan banyak permainan dalam dunia fantasi, hingga adu taktik dan strategi yang tepat.

Fenomena tersebut sudah merebak seluruh tanah air dengan ragam pengaruhnya. Lepas dari pengaruh permainan game online tersebut, baik maupun buruk terhadap perkembangan anak-anak. Tidak sedikit orang tua merasa khawatir atau mempertanyakan lebih jauh terhadap permainan game online pada putra-putrinya.

Seperti halnya yang telah dilakukan seorang ibu, Alis Indah Suciati pada putrinya Aisyah Hilya yang punya kegemaran corat-coret di dinding rumah. Melihat kegemaran putrinya itu, ia terdorong keinginannya untuk mengalihkan putrinya dari perangkap keasyikan game online. Menurutnya, kegiatan seni lukis lebih menarik daripada bermain game online, demi perkembangan kepribadian anak sedini mungkin. Maka, perlu sanggar lukis untuk menyalurkan kegemaran putrinya corat-coret.

Secara tidak langsung, Alis Indah Suciati menuntun putrinya pada usia sedini mungkin membangun kesadaran manusia pada dasarnya adalah mahkluk sosial. Secara bertahap dan pelan-pelan ia belajar berdialog dengan dirinya, lingkungan dan alam semesta. Dalam semua itu adalah sumber ilmu yang tak terbatas. Maka dari itu, sebelum menentukan pilihan sanggar, ibu ini lebih dulu bertanya pada putrinya yang suka corat-coret:

Ibu : bagaimana kalau kamu ikut sanggar lukis?

Aisyah: (Ia menatap ibunya seraya senyum kecil)

Ibu : Daripada kamu corat-coret di rumah sendiri.

Aisyah: (Ia mengangguk kecil, pertanda setuju)

Ibu : kalau di sanggar lukis, kamu melukis banyak temannya.

Aisyah: Di mana, bu?

Ibu : Nanti ibu carikan.

Laut Biru, Langt Biru

Bermula dari kegemaran corat-coret di tembok rumah, Aisyah lalu bergabung bersama Sanggar DAUN, sanggar lukis anak, kelas Gresik. Sebuah sanggar seni lukis dengan manajemen kelas permisif, menekankan kebebasan penuh pada setiap anak. Pendekatan permisif indentik dengan ekspresi bebas, juga mendapat bimbingan dari gurunya untuk mencapai taraf kematangan, dengan mengikutsertakan upaya menanam nilai-nilai agar manusia dapat hidup rukun, disertai dengan penanaman aspek pewaris budaya (enkulturasi) dan nilai spiritual sebagai individu sekaligus sebagai warga masyarakat.

Sebagaimana pendapat pakar pendidikan seni rupa Laura H. Chapman, bahwa pada usia anak sedang berada dalam masa keemasan dalam berekspresi kreatif, sewaktu-waktu perlu bimbingan atau stimulasi guru mendorong spontanitas dan berfantasi. Juga melakukan kunjungan ke objek-objek yang dapat dijadikan bahan inspirasi bagi kegiatan berkarya kreatif-ekspresif.

Selain itu, secara tidak langsung para murid sanggar DAUN ada unsur mengenalkan transformasi seni rupa (khususnya seni lukis) pada anak-anak, adalah proses perubahan rupa atau bentuk objek seni menjadi bentuk baru melalui modifikasi unsur-unsur seperti warna, garis, dan bidang, atau dengan menggabungkan dua atau lebih karakter objek. Transformasi ini dapat mengubah sifat, fungsi, atau hanya menata ulang struktur bentuk objek untuk menciptakan karakter baru, dimensi yang berbeda, atau perpaduan sifat ganda dari objek aslinya.

Seperti Aisyah (usia 10 tahun) bergabung sanggar DAUN sejak sekitar setahun lalu. Saat ini Aisyah kelas V di SD Al Islam Morowudi Greaik. Dari sanggar tersebut, telah banyak mendapat pelajaran, dari belajar bermasyarakat dengan teman sesama sanggar sampai mengeksplorasi warna, tehnik, bidang dan sebagainya, menyemai imajinasi, intuisi, pikiran dan sebagainya, membekali dirinya sebagai insan kreatif yang dinamis.

Berkali-kali Aisyah telah mengikuti event seni rupa, di antaranya pameran di Griya Abhipraya Purbonegoro Jogja, pameran Ikatan Pelukis Indonesia di Balai Pemuda Surabaya, pameran seni rupa “SENGKUNI 7” di UNESA, juga pameran seni rupa digital “Senang Bersamamu’ di Selasar Sunaryo Art Space, Pameran Digital Kids Biennale Indonesia (2025) dan lainnya.

Aisyah Hilya juga telah beberapa kali mendapat penghargaan, di antaranya Picasso Art Contest Diamond Artis (2025), 100 karya terbaik pameran “The Future Is Our Canvas: Keanekaragaman Hayati” (2025) dan beberapa penghargaan lainnya baik nasional maupun Internasional.

Kali ini Aisyah Hilya menggelar pameran tunggal dengan tajuk “The Colour of Journey“. Aisyah menyiapkan 15 karya lukisan akrilik di atas kanvas, yang bebera di antanya dicampur (mixed) dengan cat minyak. Karya-karyanya dominan nuansa biru, semuanya karya baru tahun 2025, dengan berbagai ukuran. Pameran Tunggal lukisan karya-karya Aisyah Hilya berlangsung 25 – 30 Oktober 2025 di Galeri Merah Putih Balai Pemuda Surabaya, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Pameran tunggalnya yang perdana ini menjadi tahapan yang penting untuk dilalui menuju kematangan proses kreatif dalam pembentukan kepribadian atau karakter yang eksis.

Karya-karya Aisyah Hilya sebagian besar tentang laut, sebuah refleksi tantang lautan yang ia tahu dan pahami, laut biru langit biru. Hal ini dilakukan secara intens menjadi sebuah perjalan proses kreatif dengan gaya anak-anak (naif). Perhatikan pada karyanya berjudul “Pagi Satwa Laut,” dan “Perjalanan Koloni,” masing-masing bermedia kanvas bulat ukuran diameter 50 cm. Juga lihat karyanya berjudul “Koloni #2,” dan “Koloni #3” berukuran 50×50 cm.

Pada karya-karya Aisyah Hilya yang berukuran lebih besar, nampaknya ia lebih leluasa berekspresi, lebih banyak menghadirkan mahkluk dan tumbuhan yang ada dalam lautan. Memainkan segala yang ada dalam karyanya, penuh tanpa emphasis. Semua unsur berdiri sama dalam kesatuan, menampilkan komposisi tanpa fokus objek tertentu yang ditonjolkan baik itu tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif. Dengan kekuatan spontan dan naif, tercermin keluguan anak berjalan secara alami.

Permainan bidang kanvas yang relatif lebar bagi anak-anak, menjadi media kebebasan, mengeluarkan apa yang ada dalam perasaan dan pikiran, tanpa ada tekanan menjadi perhatian mencapai pembentukan kepribadian atau karakter anak dalam bahasa rupa seni lukis. Silakan perhatikan karyanya berjudul, “Lautan Bahagia” dan “Terumbu Warna” masing-masing berukuran 100×100 cm.

Selain tentang laut, beberapa Aisyah juga menampilkan tema lain misalnya karyanya yang berjudul “Warna Perdamaian” 40×60 cm, “Kudanan” 100×100 cm, dan “Warna Mimpi” 50×50 cm, tampil beda dan memberi suasana sangat menarik. Dari pilihan menghadirkan obyek, warna, komposisi, teknik dan gaya ekspresin naif khas anak-anak, ada sedikit beda memberi perspektif berfikir banyak tafsir, seperti tentang HAM, bermain di musim hujan dan besarnya gelombang lautan menyerupai bukit memberi suasana mencekam. Karyanya yang lain misalnya “Riuh Pagi” 100×100 cm dan Warna Pagi” diameter 90 cm juga punya daya tarik yang unik.

AIsyah Hilya juga menghadirkan karya-karya hasil on the spot (melukis langsung di luar ruangan) bersama teman-teman sanggarnya, karya berjudul “Teratai Waduk Bunder” 70×50 cm dan “Lotus” 50×70 cm.

Pameran seni lukis ini merupakan perjalanan bahasa ungkap warna Aisyah Hilya. Ini sebuah perjalanan proses kreatif di tengah-tengah era semaraknya game online. Begitu pentingnya kegiatan seni lukis di sebuah sanggar, menjadi sebuah wahana proses memanusiakan manusia adalah mahkluk sosial, mempunyai nilai-nilai yang selalu mengangkat harkat kemanusiaan di tengah-tengah perkembangan peradaban zaman berlangsung. (*)

Surabaya, 21 Oktober 2025

*) Saiful Hadjar, pekerja kebudayaan, tinggal di Surabaya.

Tags: Aisyah HildaPameran.Seni LukisPelukis Anak

Related Posts

Diva Rupa Azzahra

Diva Rupa Azzahra

by Radar Jatim
23 Juli 2025
0

Oleh Anang Prasetyo "Bisa dikatakan,...

Load More
Next Post
Komisi IV DPRD Banyuwangi Serius Tindak Lanjuti Peroalaan Dana BOS di Sekolah

Komisi IV DPRD Banyuwangi Serius Tindak Lanjuti Peroalaan Dana BOS di Sekolah

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In