Sidoarjo (radarjatim.id) Munculnya beberapa tokoh yang akan tampil dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sidoarjo 2020 mendapatkan perhatian dari anggota Presidium Sahabat Rakyat Ingin Perubahan (Sarip), Imam Safi’i saat ditemui wartawan radarjatim.id disekretariatnya , Senin (13/1/2020).
Imam Safi’i mengatakan bahwa dengan munculnya para politisi lama, seperti Emy Susanti, istri mantan Bupati Sidoarjo Wien Hendrarso dan MGR Hadi Sutjipto, mantan Wakil Bupati Sidoarjo di era 2010-2015 membuat kontestasi Pilkada Sidoarjo 2020 semakin penuh warna.
“Dengan munculnya politisi-politisi gaek dalam Pilkada (Sidoarjo,red) tahun ini membuat pesta demokrasi di Sidoarjo semakin penuh warna,” katanya.
Diungkapkan oleh Imam Safi’i bahwa munculnya para politisi lama itu dimungkinkan karena tertangkapnya Saiful Ilah dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu yang lalu.
Fenomena ini merupakan suatu kewajaran mengingat Pilkada Sidoarjo 2020 ini akan memperebutkan gelar lowong karena bupati incumbent, Saiful Ilah terganjal aturan untuk bisa mencalonkan lagi.
“Selain itu, kecil kemungkinan Saiful Ilah bisa leluasa memainkan perannya dalam pesta demokrasi tersebut, karena yang bersangkutan sedang menjalani proses hukum di KPK,” ungkapnya.
Hal itulah yang membuat para politisi lama itu muncul, karena mereka menganggap Saiful Ilah sebagai figur yang sangat kuat dalam peta politik di Kabupaten Sidoarjo.
Dengan begitu, diyakini persaingan antar kontestan akan berjalan lebih seimbang meskipun masih ada kemungkinan tampilnya putra sang bupati, Achmad Amir Aslichin sebagai bakal calon bupati dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Situasi dan kondisi inilah yang kemudian mengusik niat para tokoh lama itu untuk tampil lagi. Bahkan tidak menuntup kemungkinan akan muncul figur-figur lawas lainnya yang antri masuk bursa Cabup dan Cawabup,” tambahnya.
Selain para politisi lama, bermunculan juga para pendatang baru yang gambarnya sudah bertebaran dijalan-jalan, seperti Muhdlor Ali, Kelana Aprilianto dan Agung Sudiyono yang bersemangat dalam pertarungan merebut kursi W-1.
“Bisa jadi mereka tidak terlalu mengenal karakteristik kewilayahan maupun sosial kemasyarakatan di Sidoarjo, namun karena munculnya faktor-faktor tersebut, timbul optimisme mereka untuk bisa merebut simpati dan dukungan riil dari warga disini,” terang Ketua Karang Taruna Kabupaten Sidoarjo itu. (tot/dit)





