KEDIRI (RadarJatim.id) — Belasan warga di Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, terserang virus cikungunya yang diduga berasal dari nyamuk aedes aegypti. Peristiwa ini terjadi mulai pekan lalu, tepatnya pada Jumat (4/1/2025).
Dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (6/1/2025), Kepala Kelurahan Blabak, M. Rizky Zakaria, membenarkan belasan warganya terserang virus cikungunya. Ia jelaskan, peristiwa ini bermula dari laporan adanya beberapa kelompok warga yang datang ke Puskesmas untuk periksa kesehatan.
“Masyarakat saat itu panik, karena sakitnya kok tiba-tiba dan gejalanya pun sama,” kata Rizky.
Merespon laporan tersebut, Rizky mengatakan, tim surveilans dari Puskesmas pun terjun memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) mulai dari rumah ke rumah, hingga lingkungan sekitar.
“Dari hasil yang didapat, tim surveilans menyimpulkan, bahwa ini adalah penyakit demam chikungunya (CHIKV),” ungkapnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Kelurahan Blabak langsung menggencarkan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk di lingkungan tempat tinggal warga. Pemeriksaan terutama dilakukan pada lingkungan yang sudah ditemukan suspek penyakit chikungunya.
“Hari ini adalah hasil koordinasi yang telah ditentukan kemarin, seperti pengobatan warga, fogging, dan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan. Mudah-mudahan setelah fogging ini penyakit tersebut pergi,” tambah Rizky.
Atas kejadian itu, 13 warga dari RT 10 sampai dengan RT 14, RT 17 dan RT 18 menjadi korban akibat virus cikungunya. Beruntungnya, para korban tidak sampai dirujuk ke rumah sakit, melainkan hanya rawat di rumah saja.
Salah satu korban, Agus, menyebutkan, gejala awal yang dialaminya sudah berlangsung 1 minggu. Gejalanya, demam tinggi selama 3 hari.
“Rasanya itu nyeri di bagian kaki, sehingga kalau jalan ya thimik-thimik (pelan-pelan). Kalau saya, Alhamdulillah tidak sampai rawat inap di rumah sakit. Ya, mudah-mudahan masyarakat yang terkena penyakit ini bisa lekas sembuh dan segera beraktivitas kembali,” ujar Agus yang kini berangsur-angsur pulih.
Untuk diketahui, selama 2024 lalu, chikungunya di Kota Kediri telah mencapai 103 kasus. Kasus cikungunya mulai ditemukan pada bulan Maret hingga Mei 2024 atau selama musim penghujan. Diharapkan, kesadaran masyarakat untuk lebih mengutamakan kebersihan lingkungan terus ditingkatkan. (rul)







