SURABAYA (RadarJatim.id) – Pak Tukimun, pria asal Desa Somoroto, Ponorogo, adalah potret pekerja yang istiqomah. Selama lebih 25 tahun, ia lakoni bekerja sebagai tukang sepatu.
Bermula dari buruh tani awal 1990-an, ia merasakan beban hidupnya makin berat setelah menikah. Ia pun ikut bekerja pada temannya sebagai tukang sepatu keliling. Setelah merasa bisa berdiri sendiri, ia pun bekerja mandiri.
Dari kota ke kota ia lakoni sebagai tukang sepatu keliling. Kini ia “buka praktik” di Kawasan Jambangan, Surabaya, sejak beberapa tahun terakhir. Dengan penuh syukur, menurut dia rezeki selalu mengalir, sehingga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk menopang biasa sekolah anak-anaknya.
Seperti nampak pada Senin (23/11/2020). Pagi-pagi sudah ada pelanggan yang datang untuk men-service sepatunya. Uang cash pun ia terima dari pelanggan itu begitu menyelesaikan pekerjaannya.
Dua anaknya, Arif dan Agung, lulusan SMK Jurusan Mesin, memilih bekerja membantu ayahnya sebagai tukang sepatu. Bahkan, Agung nyambi bekerja di usaha katering sebuah lembaga terkenal pada malam harinya. Siang hari, dia bekerja membantu ayahnya.
“Ya, itung-itung cari tambahan, Mas,” ujar Tukimun. (rj2/Red)




