BANYUWANGI (RadarJatim.id)–Dalam rangka turut berpartisipasi menyambut bulan bahasa dan sastra, Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Cabang Banyuwangi menggelar panggung musikalisasi puisi bertajuk Selamat Datang Para Penyair Salon, pada Jumat, 25 Oktober 2024.
Hari Purnomo selaku ketua pelaksana acara tersebut menyampaikan, tajuk Selamat Datang Para Penyair Salon mengandung kritik terhadap kondisi sebagian penyair serta dunia sastra kontemporer yang dianggapnya mulai kehilangan relevansi sosialnya.
Pria yang turut baca puisi malam itu menyebut, istilah penyair salon yang dulu pernah dipopulerkan oleh WS Rendra ini, sengaja ia cetuskan kembali untuk menyindir para penyair yang lebih mementingkan keindahan bentuk, estetika, dan pengakuan dalam lingkungan tertentu yang seringkali eksklusif dan elit.
“Istilah penyair salon merujuk pada para penyair yang menciptakan karya yang tampak indah dan penuh estetika, namun miskin nilai. Mereka seolah-olah hanya menciptakan karya untuk pesanan dan menjaga jarak dari kenyataan sosial yang sesungguhnya,” ujar Hari Purnomo, Jumat (25/10/2024).
Sebagai dosen lulusan S2 Ekonomi yang sangat mencintai dunia seni, Hari menegaskan, dalam bulan peringatan bahasa dan sastra Indonesia kali ini hendaknya menjadi momentum untuk merefleksikan peran sastra dan puisi di dalam kehidupan sosial masyarakat.
Ia menambahkan, momentum ini hadir di tengah hegemoni karya-karya sastra yang hanya merayakan kecantikan bentuk tanpa menyentuh isu-isu penting yang begitu konkrit nyata terjadi dan dihadapi masyarakat.
“Di tengah kemelut ketidakadilan, krisis lingkungan, ketimpangan sosial dan berbagai isu lainnya, sebagian penyair malah memilih untuk tetap berada di zona aman mereka, serta jauh dari persoalan nyata,” tandasnya.
Terkait kemasan acara berbentuk musikalisasi puisi, Hari menjelaskan bahwa, di dalam denyut kebudayaan yang terus berkembang, ia ingin menghidupkan kembali gairah sastra dan seni melalui perpaduan puisi dan musik yang menurutnya merupakan dua kekuatan ekspresi yang menyatu dalam harmoni.
Sementara itu, Ketua Lesbumi Cabang Banyuwangi Taufiq Wr Hidayat mengatakan, melalui kegiatan ini, Lesbumi Banyuwangi ingin menekankan bahwa semakin banyak penyair yang tidak lagi memegang tanggung jawab sosial atas kepenyairannya.
“Mereka memilih berdiam diri atau hanya menciptakan karya yang aman, yang tidak menyinggung isu-isu kontroversi, yang tidak menantang status quo, dan tidak menyuarakan kebenaran yang mungkin tidak nyaman bagi penguasa atau kelompok elit,” ungkap Taufiq.
“Panggung musikalisasi puisi Selamat Datang Para Penyair Salon ini menjadi ruang yang mengajak para penyair untuk kembali kepada akar tradisi sastra yang berani dan kritis,” imbuhnya.
Dalam acara yang berlangsung sejak pukul 19.00 WIB di Cafe De’ Gentong ini, beberapa sastrawan yang turut membaca puisi yaitu, Dwi Pranoto (Sastrawan Jember), Siswanto (Ketua Lesbumi Jember), Khairul Umam (Ketua Lesbumi Sumenep Madura), penyair Banyuwangi Giemin Artekjursi, SAW Notodihardjo, Fatah Yasin Noor, Taufiq Wr Hidayat, Sinar Lintang, serta persembahan lagu dari Yons DD dan pantomim Ismurdianto.
Perlu diketahui, di waktu yang sama, tepatnya sejak tanggal 24 hingga 26 Oktober 2024, di Banyuwangi terdapat pula kegiatan Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) 2024. Namun kegiatan musikalisasi puisi yang digelar Lesbumi Cabang Banyuwangi ini tidak terkait dengan acara tersebut.
“Kami beda. Kami bukan bagian dari acara Jambore Sastra itu,” pungkas Taufiq. (hsn)







