BANYUWANGI – Perang Puputan Bayu menggambarkan sejarah perjalanan masyakarat Banyuwangi melawan penjajah Belanda.
Untuk mengingat Perang Puputan Bayu sebagai peristiwa bersejarah setiap tahun digelar rangkaian acara peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) di Desa Bayu, Kecamatan Songgon.
Wakil Ketua DPRD Banyuwangi HM Ali Mahrus menyatakan, rangkaian acara Harjaba yang rutin setiap tahun di Desa Bayu adalah Renungan Suci untuk mengenang peristiwa Perang Bayu.
Biasanya Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) termasuk Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi hadir di acara itu.
Namun HM Ali Mahrus mengungkap jika Renungan Suci untuk mengenang Perang Puputan Bayu itu tidak didukung dengan anggaran dari pemerintah.
“Ternyata dari tahun ke tahun, saya kemarin tanya kepada kepala desa setempat tidak mendapatkan anggaran dari pemerintah daerah,” ungkap Wakil Ketua DPRD Banyuwangi.
Politisi PKB itu mengharapkan agar acara Renungan Suci Perang Puputan Bayu bisa didukung oleh anggaran APBD yang dirumuskan lewat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Banyuwangi.
“Rumusan itu untuk mengalokasikan anggaran dari pemerintah kabupaten untuk Renungan Suci di Rowo Bayu sebagai rangkaian peringatan Harjaba,” papar HM Ali Mahrus.
Selama ini masyarakat setempat gotong royong serta urunan. Pemerintah mestinya hadir mengingat arti penting sejarah Perang Puputan Bayu yang diaktualiasi dalam Renungan Suci.
“Harapan saya bagaimana pemerintah hadir dalam memberikan apresiasi dan support anggaran untuk kegiatan Renungan Suci di Desa Bayu,” pungkas Wakil Ketua DPRD Banyuwangi.
Sekda Banyuwangi H. Mujiono menanggapi harapan pimpinan DPRD Banyuwangi agar pemerintah mengalokasikan anggaran untuk membantu pembiayaan Renungan Suci di Desa Bayu sebagai rangkaian peringatan Harjaba.
“Permintaan tersebut diperhatikan dan dikoordinasikan serta bersinergi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan stakeholder biar tambah budaya gotong royong,” ujar Sekda.***







