NEGARA (Radarjatim.id) – Hari ini, Kamis 3 Maret 2022, umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1944. Kegiatan keagamaan ini berlangsung sejak pukul 06.00 WITA tadi pagi hingga esok hari pada jam yang sama.
Pantauan sejak pagi di jalan-jalan seputar Negara, ibukota Kabupaten Jembrana tampak lengang tidak seperti biasanya. Aktivitas warga berhenti. Hanya terlihat beberapa petugas (pecalang) di taman maupun sudut-sudut kampung untuk berjaga-jaga.
Dalam perayaan nyepi, umat Hindu berdiam diri dan tidak melakukan empat hal yang lazim disebut catur brata. Yaitu tidak bekerja (amati karya), tidak menyalakan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), dan tidak melakukan kegiatan hiburan (amati lelanguan).
Dua hari sebelum hari Nyepi, rangkaian kegiatan ritual telah dimulai. Antara lain melakukan upacara Melasti. Mereka beramai-ramai ke pantai seperti yang terlihat di Pantai Delodbrawah, Jembrana. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyucikan diri dan pikiran. Menghilangkan segala macam hal buruk untuk kebaikan, keheningan, dan keharmonisan semesta.
Sejumlah patung raksasa terbuat dari bambu dan kertas berkarakter menyeramkan atau ogoh-ogoh telah dibuat oleh warga masyarakat. Sorenya, sehari menjelang Nyepi, ogoh-ogoh tersebut diarak di jalan-jalan kampung. Lazimnya satu ogoh-ogoh dipikul oleh 25 orang pria. Ogoh-ogoh adalah perwujudan dari Bhutakala atau roh jahat yang suka mengganggu manusia. Oleh karena itu nantinya ogoh-ogoh ini akan dibakar.
Biasanya event pawai ogoh-ogoh berlangsung ramai di jalan raya, tetapi sejak pandemi Covid-19, aktivitas yang berpotensi mengumpulkan massa ini dikurangi intensitasnya. Sehingga sebagian ogoh-ogoh hanya diarak keliling wilayah/banjar masing-masing.
“Kalau mau ikut parade di kantor kabupaten Jembrana, anak-anak yang memikul ogoh-ogoh itu harus diswab dulu. Mungkin sebagian dari mereka enggan. Jadi milih diarak di banjar sini-sini saja,” kata Ni Suyanti warga Baler Balai Agung Negara, Rabu (2/3).
Salah seorang pendatang dari Malang, Jatim, Sekar, mengaku, menyaksikan perayaan Nyepi merupakan hal baru baginya. Ini kali pertama dia benar-benar merasakan suasananya, karena baru tiga bulan pindah ke Negara untuk bekerja.
“Saya senang, penasaran, campur bingung. Kira-kira nanti malam kayak apa rasanya,” katanya saat menonton ogoh-ogoh. Yang jelas, sesuai saran rekan kerjanya, dirinya telah menyiapkan makanan dan lauk untuk persiapan konsumsi. Dia juga mengaku oke-oke saja selama jaringan internet masih menyala. (rio)








