BANYUWANGI – Komisi IV DPRD Banyuwangi menghendaki agar dilakukan perbaikan pola penyajian Makan Bergizi Gratis (MBG), khususnya waktu pengolahan.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi, Patemo, menyusul informasi dugaan keracunan MBG yang terjadi dua kali dalam sepekan di tiga sekolah di Bumi Blambangan.
Peristiwa dugaan keracunan MBG menimpa 112 pelajar MAN 1 Banyuwangi. Kemudian peristiwa kedua menimpa 10 dan 1 guru SMA NU Gombengsari dan SMPN 3 Kalipuro yang jumlahnya tak terdata.
Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi, Patemo, mengatakan telah melakukan sidak ke sekolah yang menjadi lokasi dugaan keracunan MBG kedua dengan mengutus Zamroni dan Umi Kulsum.
“Kami mengutus perwakilan Komisi IV untuk menelusuri kabar dugaan keracunan MBG di dua sekolah itu agar tidak simpang siur,” tukas Patemo kepada AdaTah.com.
Belajar dari kasus dugaan keracunan MBG pertama yang dialami pelajar MAN 1 Banyuwangi, Patemo, menghendaki adanya perbaikan pengolahan MBG oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Soal rantai distribusi tidak ada masalah, cuma waktu masaknya untuk distribusi siang terlalu pagi. Ini yang kami ingin ada perubahan,” terang Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi.
Distribusi MBG untuk SD-SMP, lanjut Patemo, berdasarkan hasil sidak di SPPG Tukangkayu dilaksanakan antara pukul 08.00 – 09.00 WIB. Bagi Komisi IV itu tidak masalah meskipun diolah pukul 02.00 WIB.
“Lha yang kita soroti itu untuk distribusi MBG jatah SMA yang dilaksanakan pukul 11.00 WIB, kalau masaknya pukul 02.00 dini hari terlalu lama jaraknya,” papar politisi PDIP asal Kecamatan Bangorejo.
Patut diketahui, tiga sekolah yang menjadi titik lokasi dugaan keracunan MBG disuplai oleh dua SPPG yang berbeda. Untuk MAN 1 Banyuwangi disuplai oleh SPPG Tukangkayu di Kecamatan Banyuwangi. Sementara kasus di SMA NU Gombengsari dan SMPN 3 Kalipuro disuplai SPPG asal Kecamatan Giri.
“Sampai saat ini kami belum menerima hasil lab dari Labkesda untuk menentukan rekomendasi apa yang akan diputuskan di Komisi IV DPRD Banyuwangi,” pungkasnya.***







