Oleh Nanang Haromain
Berbeda dengan Daerah Pemilihan (Dapil) lainnya yang dinamis dan kompetitif, Dapil Sidoarjo 4 (Krian, Balongbendo dan Tarik) cenderung stagnan dan kurang greget. Salah satunya karena kuatnya elektabilitas petahana di Dapil ini, sebut saja Kayan dari Gerindra, Nizar dari Golkar, Sudjalil dari PDIP, Bangun Winarso dari PAN serta petahana PKB seperti H. Pujiono dan Sutiyowati.
Mereka semua adalah figur-figur populer yang diprediksi kuat untuk duduk kembali dikursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo. Para petahana ini memiliki jaringan pribadi yang kuat, mereka juga mempunyai akses langsung dalam perumusan kebijakan lokal dan penganggaran daerah.
Selain itu, para petahana ini juga telah membangun relasi politik lebih awal ke berbagai organisasi maupun masyarakat. Sehingga jika diakumulasi, petahana memiliki investasi politik lebih unggul dibandingkan kandidat lainya.
Dengan kondisi demikian, rasanya 7 kursi DPRD Kabupaten Sidoarjo yang tersedia di Dapil Sidoarjo 4 ini, 6 kursi tetap akan menjadi milik petahana kembali. Sementara 1 kursi tersisa menjadi rebutan banyak partai.
Tentu saja PKB bertekad akan mempertahankan 3 kursi yang diraih di Pemilhan Umum (Pemilu) 2019 kemarin. M. Bahrul Idhom yang mendapatkan kursi Pergantian Antar Waktu (PAW) Almarhum Saiful Ma’li akan bersaing dengan pendatang baru seperti Siswaji Abidin, mantan sekretaris DPRD Kabupaten Sidoarjo yang kali ini akan mencoba peruntungannya berkontestasi di Pemilu 2024 nanti.
PKB juga mengusung calon populer H. Muhammad Abud Asrofi atau biasa dipanggil Abud ini mempunyai pengalaman mengelola electoral, karena selama ini telah aktif sebagai tenaga ahli DPR RI mendampingi Gus Syaikhul Islam Ali, putera KH. Agoes Ali Mashuri. Abud yang merupakan aktivis kampus ini, juga dikenal sebagai pengusaha muda dibidang wisata dan kuliner.
PDIP yang di Pemilu 2019 memperoleh suara 25.642 juga berpeluang mengejar 1 kursi tambahan. Kali ini PDIP menambah kekuatan dengan mengusung jagoan baru, yaitu Prabata, putra dari Lurah Dono Desa Kedinding-Kecamatan Tarik. Dengan kemampuan jaringan kepala desa yang dimiliki, Lurah Dono ini merupakan energi luar biasa bagi PDIP untuk menambah kursi.
Sementara itu, PAN juga mendapatkan tambahan dukungan elektoral yang besar. Adalah Sukiyo Wahid yang kali ini akan mengikuti jejak kesuksesan Musauwimin lompat pagar dari PKB ke PAN. Musauwimin yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo dari PKB sukses lewat PAN dari Dapil Sidoarjo 3.
Kini Sukiyo Wahid yang juga berlatar belakang NU dan mantan wakil rakyat dari PKB akan berpotensi menambah signifikan suara PAN. Dengan kekuatan jaringannya, Sukiyo bukan lawan enteng bagi siapapun. Dan yang menarik di Pemilu 2019 kemarin, Sukiyo Wahid adalah orang dibalik layar keberhasilan H. Subandi Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo serta H. Pujiono. Namun kali ini, keduanya akan berhadap-hadapan dengan partai yang berbeda.
Gerindra dengan sinergisitas Calon Legislatif (Caleg) mulai dari DPR RI, DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan DPRD Kabupaten Sidoarjo juga mengintip peluang menambah 1 kursi lagi. Gerindra juga mengusung anak-anak muda potensial, salah satunya adalah Tri Kisnowo Hadi, Pimpinan Perhimpunan Pergerakan Indonesia (Pimcab PPI) Sidoarjo ini dikenal mempunyai akses jaringan yang kuat dan mengakar di Sidoarjo Barat.
Di pihak lain, Golkar juga memperkuat diri guna mempertahankan 1 kursi yang dimiliki. Moh. Nizar akan bahu membahu bersama Hanafi dan Abdul Rozak.
Bagaimana dengan partai lainnya? Demokrat yang di Pemilu 2019 nyaris mendapatkan kursi, hanya selisih 137 suara dari kursi ketiga PKB, kali ini kehilangan Dedi Irwansah yang naik ke DPRD Provinsi Jatim. Sementara PKS mencoba meraih kursi DPRD Kabupaten Sidoarjo kembali melalui Heru Sulton, mantan Kepala Desa Suwaluh-Kecamatan Balongbendo. Kalau kedua partai ini juga serius mempersiapkan Caleg-calegnya, Demokrat dan PKS juga berpeluang mendapatkan kursi.
Strategi adalah hal paling krusial yang harus dipersiapkan oleh penantang di Dapil Sidoarjo 4. Bagi penantang yang tidak mampu menyiapkan strategi yang menguntungkan rakyat di Pemilu 2024 ini, maka harus siap-siap untuk gigit jari. (*)
*) Nanang Haromain, Pengamat Politik dan Mantan Komisioner KPU Sidoarjo, tinggal di Sidoarjo.







