SIDOARJO (RadarJatim.id) – Ada tiga tokoh asal Jawa Timur (Jatim) yang mendapatkan gelar pahlawan nasional dari Presiden Republik Indonesia (RI) pada tahun 2025 ini, yaitu KH. Abdurrahman Wahid dari Jombang, KH. Syaikhona Kholil dari Bangkalan dan Marsinah dari Nganjuk.
Atas pemberian gelar itu, Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kabupaten Sidoarjo menggelar acara Tasyakuran Atas Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025, Kamis (13/11/2025) malam.
Kegiatan digelar di Kantor DPC PKB Sidoarjo itu, diikuti seluruh kader dan pengurus DPC PKB Sidoarjo, anggota Fraksi PKB Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo serta beberapa organisasi otonom dibawa bendera DPC PKB Sidoarjo.
Tampak hadir pula KH. Nur Cholis Misbah Pengasuh Pondo Pesantren (Ponpes) Al Amanah Junwangi-Krian, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sidoarjo-Idham Kholid, masyarakat Tionghoa dan beberapa perwakilan masyarakat Cina di Sidoarjo.
H. Abdilla Nasih, Ketua DPC PKB Sidoarjo saat diwawancarai awak media mengaku bangga atas dianugerahinya ketiga tokoh asal Jatim sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI, Prabowo Subianto yang bersamaan dengan Hari Pahlawan tanggal 10 Nopember 2025 di Istana Negara kemarin.
“Dari ketiga tokoh Jawa Timur yang dianugerahi Pahlawan Nasional itu, ada beberapa poin yang bisa dijadikan suri tauladan bagi kader dan pengurus DPC PKB Sidoarjo,” katanya.
Ia mencontohkan ada banyak nilai-nilai dari KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang bisa ditanamkan ke pengurus dan kader DPC PKB Sidoarjo sampai ranting. Karena salah satu Deklarator PKB itu, telah banyak mengajarkan kepada seluruh bangsa tentang pluralisme (keberagaman), ahimsa (anti kekerasan) dan kebangsaan.
“Nilai-nilai ini menjadi prototipe perjuangan PKB kedepan yang terus menggaungkan kebangsaan, kemanusiaan, toleransi dan pluralisme,” ucapnya.
Begitu pula dari KH. Syaikhona Kholil yang menjadi salah satu pusat pendidikan Ponpes dan pendidikan Islam diseluruh Jatim. Perjuangan Marsinah menjadi pengingat bagi PKB dan anak-anak muda dalam mengangkat harkat dan martabat hidup orang-orang kecil.
“Karena itu, keadilan dan demokrasi harus terus diperjuangkan di Bumi Jenggolo Sidoarjo ini,” tegasnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Sidoarjo menyampaikan bahwa kehidupan beragama dan pluralisme harus tetap dibangun dengan kerukunan yang luar biasa.
“Dalam hal ini, peran FKUB dan Komunitas Lintas Iman sudah sangat rukun. Bahkan kerap menggelar acara bersama. Selain itu, mereka sering mengajak berdialog dan berkeliling ketempat-tempat ibadah masing-masing,” sampainya.
Sementara itu, Idham Kholid selaku Ketua FKUB Sidoarjo menuturkan
bahwa selama ini anggota FKUB dari berbagai agama dan suku yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo sudah saling memahami serta selalu rukun berdampingan.
Dituturkan oleh Idham Kholid bahwa nilai-nilai pluralisme yang diajarkan oleh Gus Dur berdampak besar terhadap toleransi didalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
“Misalnya, suku Tionghoa di Sidoarjo itu sangat mencintai Gus Dur. Bahkan setiap tahun menggelar Haul Gus Dur di Klenteng Krian hingga berziarah ke Makam Gus Dur di Jombang,” tuturnya. (mams)







