SURABAYA (RadarJatim.id) Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dinilai sebagai representasi dua kekuatan besar. Prabowo-Gibran menjadi pasangan yang melambangkan perwujudan persatuan Tanah Air.
Direktur Executive Partner Politik Indonesia AB Solissa mengatakan pertarungan antara Prabowo dan Presiden Joko Widodo di Pilpres 2014 dan 2019 sangat melekat di benak masyarakat. Itu menjadi pertarungan antara dua kubu yang sama kuat.
“Prabowo-Gibran ini sebenarnya dua tokoh yang mewakili dua kekuatan besar yang pernah berseteru di dua kali pilpres, 2014 dan 2019,” kata Solissa dalam keterangannya, Jumat (17/11).
Dia memaparkan kehadiran Prabowo-Gibran bisa menciptakan persatuan di antara masyarakat. Pertarungan pada Pilpres 2014 dan 2019 yang membuat publik terpolarisasi berpotensi bisa kembali bersatu dengan adanya Prabowo-Gibran.
“Artinya, residu pertarungan masa lalu yang membuat masyarakat Indonesia terpolarisasi bisa disatukan kembali lewat figur Prabowo dan Gibran,” ucap Solissa.
Karenanya duet Prabowo-Gibran merupakan sebuah pertanda baik untuk kemajuan Indonesia. Lebih lanjut dia melihat hal itu sebagai langkah yang bagus untuk demokrasi Indonesia di masa depan.
“Saya kira ini pertanda baik untuk masa depan demokrasi dan bangsa Indonesia ke depan,” ujarnya.
Sementara dalam survei Poltracking Indonesia periode 28 Oktober hingga 3 November 2023 Prabowo-Gibran unggul sangat signifikan. Terutama jika dibandingkan dengan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Pasangan Prabowo-Gibran mendapat elektabilitas sebesar 40,2 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud berada di posisi kedua dengan 30,1 persen. Sedangkan Anies-Muhaimin berada di posisi ketiga dengan 24,4 persen. (RJ8/RED)







