SURABAYA (RadarJatim.id) — Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memastikan, bahwa animo masyarakat pada pelaksanaan mudik tahun 2022 ini sangat tinggi. Terbukti, di semua layanan transportasi, baik udara, laut dan darat, peningkatan volume penumpang.
Wagub Jatim menyempatkan menyapa para pemudik yang akan berangkat dari Stasiun Gubeng menuju tempat tujuan akhir pemudik. Emil menyapa pemudik Kereta Api Ronggojati dari Cirebon menuju Jember di Stasiun Gubeng Surabaya, Jumat (29/4/2022).
Di Stasiun KA Gubeng, Emil menyempatkan menyapa para pengunjung di dalam stasiun maupun di dalam kereta. Bahkan, terlihat para pengunjung membawa takjil yang telah disiapkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Emil mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi lebih dari 2 tahun mengakibatkan masyarakat rindu kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama orang tua maupun keluarga.
“Animo dua tahun tidak mudik akibat Pandemi Covid-19 sangat terasa sekali. Tapi saya melihat pelayanan oleh PT KAI sangat baik melayani para pemudik dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) sehingga para penumpang sehat dan pemudik menikmati layanan transportasi dengan nyaman,” ungkapnya.
Emil melihat, meskipun animo masyarakat tinggi, PT KAI tetap menyediakan layanan antigen bagi yang belum melaksanakan vaksinasi dosis ketiga.
“Layanan ini kami nilai sangat baik yang diberikan kepada para penumpang sehingga mereka bisa melaksanakan mudik dengan sehat dan nyaman,” sebutnya.
Masih kata Emil, PT KAI juga memberikan layanan yang optimal. Penumpang harian atau mereka yang bekerja menggunakan transportasi kereta api tetap terlayani, selain melayani para pemudik.
“Alhamdulillah, semua penumpang bisa terakomodir antara yang rutin dan melayani pemudik lebaran,” jelasnya.
Menurutnya, Pemprov Jatim bersama jajaran terkait terus mematangkan dan memetakan titik titik kerawanan jalur pemudik yang tersebar di 200 pos layanan yang disiagakan dengan pihak kepolisian.
Sedangkan untuk jalur tranportasi kereta, Emil memandang, bahwa yang terpenting adalah konektivitas setelah tiba di stasiun tujuan masyarakat akan melanjutkan ke titik selanjutnya apakah menggunakan kendaraan pribadi atau umum.
Emil menegaskan bahwa Jawa Timur belum ada rencana penerapan One Way saat ini. Akan tetapi, jika nantinya dibutuhkan rekayasa lalu lintas maka semua pihak akan berkoordinasi memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
“Mudah mudahan beban jalan tol di Jawa Timur tidak sebesar jalan tol yang ada di Jabodetabek. Kita akan terus memonitor dan berkoordinasi dengan kepolisian. Namun, jika pengaturan rekayasa lalu lintas yang bersifat lokal akan diatur oleh jajaran Dinas Perhubungan di daerah,” ujarnya. (edo)







