SIDOARJO (RadarJatim.id) — Puluhan orang tua siswa kelas 2 dan 3 menghadiri acara parenting untuk membentuk sistem anti-bully, Sabtu (23/9/2023). Acara yang digelar di aula lantai 3 SDIT Insan Kamil Sidoarjo, Jawa timur tersebut berusaha menjawab fenomena sosial yang lagi marak saat ini, yakni bullying atau perundungan.
Menurut Ustazah Wulanir Rahmah, MPsi, Psikolog, perundungan meupakan hal yang berbahaya. Dalam kesempatan tersebut, Ustazah Wulan, sapaan akrabnya, menyampaikan arti bullying.
Bullying, katanya, berasal dari kata bull berarti banteng. Sebagaimana sifat banteng, bully dimaknai dengan tindakan brutal. Hal tersebut bisa mengancam keselamatan hidup seseorang. Perundungan juga dapat menyentuh ranah hukum. Belajar jadi kejadian yang terjadi baru-baru ini, diperlukan pemahaman yang sama antara guru dan orang tua.
Lebih lanjut, Ustazah Wulan menjelaskan, untuk mengatasi perundungan dibutuhkan penguatan sistem. Pembentukan sistem anti-bully dapat dilakukan dengan menjalin sinergi antara orang tua dan guru di sekolah.
Yang utama, lanjutnya, sistem diawali dengan pencegahan. Salah satu bentuk pencegahan yang bisa dilakukan orang tua adalah mengoptimalkan pola asuh anak dan mewadahi kebutuhannya. Pola asuh dapat dilakukan para orang tua dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan anak.
“Yang tak kalah penting, para orang tua dapat mewadahi kebutuhan anak. Untuk itu, jalin komunikasi yang baik dengan pasangan dan anak,” pesannya.
Di sisi lain, menurut dia, pihak sekolah dapat membentuk sistem dengan cara merancang program. Guru perlu meningkatkan kepekaan terhadap anak-anak, sebab perundungan kerap terjadi ketika di luar jam pelajaran.
Ustazah Wulan, selaku pemateri acara parenting tersebut menambahkan, jika guru bisa merancang SOP (Standard Operating Procedure), seperti SOP waktu istirahat, SOP penanganan guru, dan SOP menyikapi terjadinya perundungan.
“Berikan hal-hal yang positif pada anak-anak maka mereka juga akan menirunya,” imbuh Kepala ITC YPIT Insan Kamil.
Ustazah Kurnia Fuji Astutik, Kepala SDIT Insan Kamil mengatakan, sekolah yang dipimpinnya berkomitmen untuk mengatasi fenomena bullying atau perundungan. Salah satu bentuk komitmen yang ia maksud, mengadakan kegiatan parenting yang mengangkat isu perundungan.
“Sejalan dengan yang kami lakukan, para orang tua hendaknya juga berkomitmen untuk melakukan pencegahan bullying dari rumah. (red)
Kontributor: Rizka Amalia







