SURABAYA (Radarjatim.id) – Sembilan negara mengikuti program Community and Technological Camp (CommTECH) Highlight 2025. Acara ini merupakan kerja sama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan YPPI Schools. Ini studi banding, atau pertukaran budaya antarbangsa.
Kegiatan dibuka dengan Tari Remo, tarian selamat datang khas Jawa Timur yang dibawakan siswa SD YPPI-IV. Para peserta diajak mengenal budaya Nusantara dengan cara unik dan interaktif. Baik Mahasiswa dan Dosen asing, dibagi kelompok untuk mempelajari gamelan dari Jawa dan angklung dari Sunda.
“Dengan penuh semangat, mereka mencoba memainkan nada dan tempo secara kompak, menciptakan harmoni yang unik dan penuh kebersamaan,” jelas panitia.
Keseruan berlanjut dengan sesi membuat klepon, jajanan tradisional isi gula merah. Para peserta belajar menggulung adonan, merebus hingga matang, lalu menikmati manisnya klepon bersama siswa YPPI.
Mereka juga diajak bernostalgia lewat permainan khas Indonesia seperti Engkle, Dakon, Bekel, hingga Lompat Tali. Suasana penuh tawa menciptakan keakraban lintas budaya.
Tak hanya itu, pertunjukan seni dari siswa YPPI ikut mewarnai acara, mulai dari permainan pianika oleh anak-anak preschool, Tari Kendang oleh siswa SD YPPI-V, hingga Tari Jaranan oleh siswa SMP YPPI-3.
Kepala Divisi Operasional YPPI Schools, Pujiati, S.M., menegaskan pentingnya pengalaman langsung dalam memahami budaya.
“Dengan program ini, kami berharap budaya Indonesia bisa dikenang oleh mereka yang hadir hari ini. Kami percaya bahwa memahami budaya tidak cukup hanya dari buku, tetapi harus dirasakan, dicicipi, dan dialami langsung,” ujarnya.
Roni Purwantoro, Kepala SMP YPPI 3, menambahkan bahwa tahun ini acara terasa istimewa karena diikuti oleh 34 peserta, termasuk tujuh profesor dari berbagai negara.
“Komtek ini sebenarnya wadah pengenalan teknologi dari ITS, tapi di dalamnya ada program budaya. Kerja sama dengan YPPI sudah berjalan sejak 2014. Setelah sempat vakum, kini kami hadir lagi dengan nuansa berbeda,” jelasnya.
Roni juga menegaskan bahwa kegiatan budaya seperti musik dan permainan tradisional memberi ruang interaksi, sekaligus mengajarkan anak-anak YPPI bahwa pembelajaran tidak selalu terbatas di dalam kelas.
Sementara itu, Wina Ayu Trisnawati, Kepala SD YPPI-IV, memperkenalkan “signature item” sekolahnya, yakni teh bunga telang sebagai minuman penyambutan.
“Kami ingin memperkenalkan sesuai motto YBBI, Ecological Awareness. Bunga telang kami sajikan sebagai welcome drink. Anak-anak kami juga tampil dengan tarian-tarian dari ekstrakurikuler sekolah,” ujarnya.
Wina menambahkan, antusiasme siswa dan orang tua sangat tinggi menyambut kunjungan internasional ini.
“Mahasiswa asing saja mau belajar tentang kebudayaan kita. Kenapa kita tidak berusaha mempertahankan serta mengembangkannya lebih baik? Anak-anak dan orang tua sangat mendukung program ini,” pungkasnya.
Acara ini membuktikan bahwa YPPI Schools tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi jembatan budaya yang menghubungkan Indonesia dengan dunia. (R9)




