GRESIK (RadarJatim.id) — Salah satu upaya untuk mengurangi risiko banjir adalah dengan meningkatkan daya resap tanah terhadap air. Selain berfungsi sebagai resapan air, lubang biopori juga dapat dimanfaatkan untuk penanganan limbah organik, peningkatan kesehatan tanah, serta mengatasi banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.
Hali ini disampaikan Plt Bupati Gresik Aminatun Habibah saat serah terima Corporate Social Responsibility (CSR) Biopori oleh PT Matahari Putra Makmur, sekaligus launching program Randuboto Gersik “Resik tur Seger” di Dusun Ujung Timur, Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur, Jumat (8/11/2024).
“Program CSR ini merupakan bentuk komitmen tanggung jawab perusahaan di bidang lingkungan. Ini sesuai dengan prinsip pengembangan lingkungan yang berkelanjutan,” ungkap perempuan yang akrab disapa Bu Min tersebut.
Menurut Bu Min, keberhasilan kegiatan ini tidak diukur dari berapa banyak lubang biopori yang dibuat. Tetapi, dari seberapa besar manfaat yang ditimbulkan dari pembuatan lubang biopori. Dalam hal ini seberapa banyak sampah organik yang dapat dikelola, kemudian menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat untuk peningkatan kualitas tanah.
“Keberhasilan gerakan ini tidak diukur dari banyaknya lubang biopori yang dibuat, melainkan seberapa besar manfaat yang ditimbulkan dari adanya lubang biopori tersebut,” tandasnya.
Ditambahkan, program tersebut merupakan salah satu cara dalam melestarikan lingkungan dari kerusakan, karena sudah mendapat amanah untuk menjaga bumi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, katanya, meminta seluruh desa untuk membuat biopori untuk mencegah banjir, abrasi, dan pencemaran lingkungan akibat sampah.
“Dengan adanya biopori air, akan menjadi lebih bersih karena ada fresh water. Kami mengapresiasi program ini, mudah mudahan di-support oleh semua pihak demi kesejahteraan masyarakat Desa Randuboto. Selain itu, harus menjadi contoh desa lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Gresik,” pungkasnya.
Sementara Kepala Desa Randuboto, Andi Sulandra, mengatakan, permasalahan sampah menjadi tanggung jawab bersama. Salah satu solusinya, dengan membuat lubang biopori organik. Bagaimana membuat sampah busuk tidak mencemari lingkungan, Pemerintah Desa (Pemdes) Randuboto membuat biopori organik resapan 1 meter dan biopori plong.
“Program ini akhirnya kami Perdes-kan untuk memberikan penguatan kepada warga. Maka, warga yang belum membuat biopori organik, Pemdes tidak akan menerima pelayanan, namun akan kami buatkan surat pengantar ke Kantor Kecamatan Sidayu,” ucapnya.
Ia berharap, kerja sama tersebut terus berlanjut demi menciptakan lingkungan yang sehat. Dengan begitu, lubang biopori dapat berperan dalam upaya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah yang overload.
“Bukan hanya itu, langkah ini juga dapat membuat masyarakat terbiasa dalam memilah sampah antara organik dan anorganik,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Matahari Putra Makmur, Dias Amelia, menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk mengaliri Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Untuk itu, pihaknya tergerak untukk menjalankan program sejuta biopori yang ada di Desa Randuboto.
“Program ini merupakan wujud kepedulian kami. Mudah-mudahan bisa diterima dan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat Desa Randuboto,” ungkapnya.
Usai penyampaiam sambutan, dilanjutkan penanaman pohon dan penancapan secara simbolis pipa biopori organik di Masjid Baiturrohman Dusun Sebrang Timur, Desa Randuboto oleh Plt Bupati Gresik. Kegiatan ini turut dihadiri Forkopimcam Sidayu, Pemdes dan BPD Desa Randuboto, jajaran PT Matahari Putra Makmur dan perwakilan Bank BRI Unit Sidayu. (sto)







