SIDOARJO (RadarJatim.id) – Sidoarjo bakal bertabur karya sastra. Selama sebulan penuh, 1 – 31 Maret 2021, Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) bersama beberapa pekerja kreatif bakal menggelar Festival Sastra Sidoarjo (FSS), berupa perayaan pembacaan puisi dan cerpen oleh sastrawan dan masyarakat Sidoarjo.
Koordinator Tim Kreatif Festival Sastra Sidoarjo, Hadi Anugroho, memamaprkan, kegiatan ini merupakan penyikapan para sastrawan dari situasi pandemi Covid-19 yang hingga kini masih berlangsung. Apalagi, sambung Hadi, dampaknya menjadi pukulan banyak sektor kehidupan, termasuk sektor seni dan sastra.
“Bulan Maret 2021 genap 1 tahun pandemi Covid-19. Musibah yang berdampak ke berbagai sendi kehidupan masyarakat. Termasuk ranah seni dan sastra,” ujarnya, Kamis (25/2/2021).
Ketua Komite Sinematografi Dekesda itu menambahkan, banyak kegiatan seni dan sastra yang terpaksa ditunda atau diformat ulang akibat wabah Covid. Namun, bukan berarti dunia kesenian terhenti. Karena itu, pihaknya menggelar FSS.
“Covid-19 tidak bisa menghambat atau menghalangi kerja kreatif. Kreativitas tetap menemukan jalan keluar. Proses kreatif tidak dapat dihentikan,” katanya.
Festival Sastra Sidoarjo, lanjut Hadi, mengakomodasi kecintaan masyarakat terhadap sastra. “Puisi dan cerpen sebagai bentuk pengungkapan suara hati manusia, pengungkapan gagasan, paparan pemikiran, sikap terhadap realitas, dan citra estetik,” jelasnya.
FSS juga menjadi sarana mengakrabkan masyarakat terhadap dunia digital. “Ketika aktivitas tatap muka, apalagi kerumunan, harus dibatasi, dunia digital adalah ruang terbuka yang patut dimasuki. Sebagai media silaturahmi, media memublikasikan karya, media eksplorasi, serta media yang memertemukan seniman atau sastrawan dengan publik,” papar Hadi.
Apa bentuk kegiatan FSS yang akan digelar? Dijelaskan, dalam festival ini, pihaknya mengundang sastrawan dan masyarakat Sidoarjo untuk membacakan puisi juga cerpen. Teknisnya, boleh dilakukan di rumah atau di tempat kerja atau di ruang terbuka. Pembacaan karya puisi atau cerpen direkam dalam bentuk video. Pembaca puisi atau cerpen lalu mengirimkan file ke email yang telah ditetapkan.
Tim Kreatif Festival, kata Hadi, bakal membuat template untuk penyeragaman tampilan video. “Template video akan kita publish secara terbuka, sehingga bisa diakses atau di-download calon peserta,” katanya.
Hadi berharap festival bakal berlangsung semarak. Dia menarget mampu menggaet sekitar 200 peserta. Karena dalam sepekan terakhir, pihaknya melakukan sosialisasi ke publik.
“Ini adalah festival, sebuah perayaan, pesta sastra. Siapa pun boleh mengirimkan video pembacaan puisi atau cerpen. Tidak harus sastrawan. Tetapi, semua lapisan masyarakat. Boleh guru, petani, pelajar, pejabat, atau pengusaha. Kita batasi 5 menit untuk pembacaan puisi dan 15 menit untuk cerpen. Bisa karya sendiri, bisa juga karya orang lain,” katanya.
Perihal editing video, kata Hadi, Dekesda menggandeng beberapa pekerja kreatif. “Ada Mas Putra Wahyu, Mas Christian Didik Hernawan, Mas Muhammad Ridwan, Mas Charles, dan beberapa orang lain,” katanya. (sha)







