SIDOARJO (RadarJatim.id) Hingga saat ini Shelter Isolasi Terintegrasi (SIT) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo belum terisi atau dari 9 SIT hanya 2 saja yang baru terisi, yaitu di SIT Puskesmas Sedati dan di Mall Pelayanan Publik (MPP) saja.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sidoarjo, drg. Syaf Satriawarman seusai menghadiri rapat koordinasi dengan Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo, Jum’at (23/07/2021) petang.
“Baru ada 12 orang yang ditampung di Shelter Puskesmas Sedati dan 1 orang di MPP,” katanya.
Diungkapkan oleh drg. Syaf Satriawarman bahwa di SIT Puskesmas Sedati berkapasitas 68 bed dan di SIT MPP berkapasitas 124 bed.
Sedangkan SIT lainnya, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Taman, SMPN 2 Sidoarjo Rusunawa Krian, Hotel Delta Sinar Mayang, Puskesmas Porong, Tambak Sawah dan Kureksari masih kosong melompong.
“Mungkin para pasien OTG (Orang Tanpa Gejala,red) lebih nyaman isolasi mandiri (Isoman,red) dirumahnya masing-masing,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa di setiap SIT, pihaknya sudah mempersiapkan sarana dan prasarana bagi pasien OTG yang melakukan Isoman disana, seperti bed, tenaga kesehatan (nakes), obat-obatan dan tabung oksigen beserta isinya.
Sementara itu ditemui secara terpisah, Kepala Desa (Kades) Anggaswangi-Kecamatan Sukodono, Kusaeri menjelaskan bahwa pihaknya belum mendapatkan informasi yang lengkap tentang keberadaan SIT yang disediakan bagi pengidap Covid-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
Untuk itu, ia belum berani meneruskan informasi tentang SIT tersebut ke Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di desanya, termasuk para pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) sebelum ada surat resmi dari Pemkab Sidoarjo.
“Yang saya tahu baru sebatas ada shelter isolasi di SMPN 2 Taman. Terus warga baru bisa masuk kesana kalau sudah mendapatkan rekomendasi dari Puskesmas. Informasi itupun baru saya dapatkan secara lisan dari Camat Sukodono, gitu saja,” jelasnya.
Apalagi terkait hal-hal teknis, seperti kategori pengidap Covid-19 yang bisa direkomendasikan ke Puskesmas atau tata cara mekanisme rekomendasinya.
“Saya tunggu saja surat resminya. Kalau sudah ada itu, baru saya berani gerak,” tandasnya.
Hal senada juga dituturkan oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Entalsewu-Kecamatan Buduran, Ageng Heru bahwa Pemerintah Desa (Pemdes) Entalsewu belum mendapatkan sosialisasi secara resmi dari pihak yang berwenang terkait hal tersebut.
“Jadi, saya belum tahu juga dasarnya. Tapi kalau soal keberadaan ruang isolasi itu, saya sudah tahu. Di SMPN 2 khan,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini Satgas Covid-19 di desanya lebih membutuhkan akses masuk ke Rumah Sakit (RS) jika ada warganya yang terinfeksi Covid-19 dan segera membutuhkan perawatan medis.
“Sudah banyak warga yang kesulitan, bahkan sudah ada beberapa yang meninggal dunia sebelum ditangani dokter,” tambahnya. (imams)







