SIDOARJO (RadarJatim.id) — Proses pendekatan orang tua pada anak-anaknya tidak cukup mesra dilakukan saat usia di bawah lima tahun saja. Justru usia-usai remaja masih membutuhkan belaian, kasih sayang yang lebih dari orang tuanya. Dari situlah peran orang tua dalam membentuk karakter anak-anaknya.
Kondisi tersebut telah dibedah oleh SMA Islam Parlaungan Waru Sidoarjo dalam ‘Parenting Orang Tua Menyapa, Pelajar Bahagia’ dan sekaligus gelar karya siswa dengan berbagai macam karya yang dipajang di pamerkan. Mulai dari lukisan, komik, produk olahan limbah hingga mainan tradisional, yang semua mengundang antusiasme wali murid yang hadir pada (16/10/2023) saat itu.
Mereka sangat senang ketika karya-karyanya bisa diapresiasi dan dipamerkan ke orang tua, apalagi orang luar sekolah. Bukan hanya sebagai ajang pamer dan kompetisi antar kelas, kegiatan ini juga berpengaruh pada tingkat motivasi siswa dalam belajar dan menyelesaikan produk yang mereka miliki. “Oleh karena itu, program gelar karya atau pameran ini sangat penting untuk diterapkan di sekolah lain,” ungkap Maslicha Oktaverin.

Sementara itu, Parenting Day di SMA Islam Parlaungan merupakan momen penting bagaimana orangtua, pelajar dan pihak sekolah duduk bersama mengurai permasalahan pendidikan di sekolah, baik motivasi, karakter, maupun adab pelajar di sekolah maupun di rumah.
Kepala SMA Parlaungan, Slamet S.Si menyampaikan peran keluarga dalam membentuk karakter anak sangat menguatkan, satu diantara pola pendidikan yang mulai tergeser oleh orangtua, yaitu mulainya tidak mendengar apa yang dirasakan anak saat mereka memiliki masalah. Sehingga anak-anak menceritakan masalahnya pada orang yang kadang tidak tepat, bahkan menimbulkan kenakalan agar diberikan perhatian orang tua.
“Melalui menyisir rambut dan memberikan bedak bagi anak perempuan, menjadi momen bagaimana orang tua harus dibangkitkan kembali. Pelajar juga harus disemangati lagi tentang keberadaan orangtua yang luar biasa kasih sayangnya. “Parenting menjadi sarana mencairkan suasana orang tua dan anak yang jarang ngobrol, bertukar fikiran, bahkan duduk bersama dalam kegiatan sekolah,” tutur Ustad Slamet.

Sehingga aktivitasnya menggetarkan hati para orang tua, mereka juga terlihat menangis dan memeluk satu sama lain sangat mengharukan. Mereka hanyut dalam suasana mengharukan setelah masing-masing dari mereka menyadari bahwa mereka sama-sama merindukan momen kedekatan seperti itu.
Pihak sekolah juga menghadirkan pemateri dari Puskesmas Waru, juga Kantor Urusan Agama terkait tentang Pencegahan Pernikahan Dini dan Pergaulan Bebas Remaja serta Kesehatan Reproduksi.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi dan menyadarkan orang tua bahwa pergaulan remaja yang kian marak harus dibendung dan dibatasi, yakni dengan memberikan pengetahuan akan batasan dalam berteman, dan bergaul dengan teman khususnya lawan jenis,” tegas Ustad Slamet.(mad)







