SIDOARJO (Radar Jatim.id) Upaya membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila, SMA Negeri 4 Sidoarjo menggelar seluruh karya-karya siswa, khususnya siswa kelas X. Mulai dari pameran karya UKMK sepatu dan sandal juga menggelar poster-poster tentang pengendalian berita hoak, juga stop bullyng serta pertunjukan video kreatif.
Kepala SMAN 4 Sidoarjo Dr Imam Jawahir SPd MM berharap dengan karya-karya siswa tersebut nantinya akan terbentuk Profil Pelajar Pancasila itu seperti apa, diantaranya adalah siswa harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Artinya para siswa ini belajar akhlaq mulia, kedua berkebinekhaan global. Oleh karena itu, siswa juga menggelar pameran poster yang mengambil tema hentikan bullying, yakni mereka saling menghargai. “Siapapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun, kita tidak boleh menghina, justru harus saling menghargai,” harap Imam Jawahir, pada (1/3/2022) tadi pagi.

Lanjutnya, kegiatan ini para siswa bergotong-royong, hal itu masuk pada Profil Pelajar Pancasila yang ketiga, mereka saling membantu satu sama lainya. Namun mereka juga ada tugas untuk mandiri, mereka harus berfikir kritis, bila mendapatkan informasi dari medsos jangan langsung disebar lagi, tetapi harus dicek dulu kebenarannya. “Benar apa tidak, hoak apa tidak. Dengan sering melakukan kontrol itu mereka karakternya akan terbentuk dengan baik pula, sehingga bisa menghimbas kepada yang lain,’ jelas Imam Jawahir.
Sementera produk kerajinan sepatu dan sandal itu, para siswa kerjasama dengan para UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Kita pilih UKMK karena di Sidoarjo memang menjadi basisnya kerajinan tersebut hingga tingkat dunia. “Tujuannya adalah untuk menginspirasi kepada anak-anak muda, bahwa Sidoarjo ini punya potensi besar untuk mengembangkan produk UMKM. Dari hasil inilah nanti yang kita harapkan mereka bisa terinspirasi kerjasama produk yang bisa dipasarkan internasional, maupun pemenuhan ketubuhan lokal kita sendiri,’ jelasnya.

Salah satu orang tua siswa yang hadir, Bu Heni Widowati mengaku karya anak-anaknya sangat luar biasa, hasil cukup bagus namun masih ada penyempurnaan. “Memang mereka masih baru, jadi harus bertahap, pelan-pelan untuk memperbaikan produknya. Kalau dibanding harganya, sandal hanya sekitar Rp 30 ribu itu sudah lumayan bagus,” katanya.
“Minimal mereka para siswa bisa terlatih untuk berwirausaha. Semuanya berawal dari latihan, belajar secara terus-menerus hingga bisa menyermpurnakannya dengan baik. Saya juga berharap pihak sekolah terus mensupport kegiatan seperti ini, karena hasilnya sudah lumanya baik,” harap Bu Heni_sapaan akrabnya.(aim)







