GRESIK (RadarJatim.id) — Sekolah Menengah Kejuruan Manbaul Ulum (SMK MU) Gresik terus memperkuat pembelajaran berbasis teaching factory (tefa). Pembelajaran yang memadukan antara belajar dan bekerja dalam waktu bersamaan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan karakter peserta didik sesuai standar dunia kerja.
Kepala SMK MU, Drs Mudairin, MPd, mengungkapkan, dalam praktiknya, model pembelajaran berbasis tefa ini memadukan pencapaian kompetensi kurikulum sekolah dengan proses produksi sesuai prosedur dan standar dunia kerja, berupa produk atau jasa. Karena itu, SMK di Jalan Sunan Giri, Kebomas, Gresik ini menjadikan tefa sebagai model pembelajaran yang mendapat prioritas untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi andal dan siap mengisi dunia kerja.
“Teaching atau pembelajaran dan factory yang berorientasi pada produk/jasa merupakan dua unsur yang terpadu dan saling menguatkan. Teaching merupakan kegiatan peserta didik dalam melakukan proses produksi atau jasa mulai dari perencanaan sampai dengan layanan purna jual, dan factory merupakan produk atau jasa layak jual sebagai hasil akhir pembelajaran,” tandas Mudairin, Senin (9/12/2024) .
Dijelaskan, fisik atau sarana tefa pada SMK yang dikelolanya tidak dibangun secara khusus, melainkan dengan memformulasikan, memanfaatkan, menata ulang, dan mengondisikan sejumlah komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) di sekolah. Dengan demikian, pembelajaran ini mencerminkan ekosistem pabrik atau dunia kerja.
Kepala sekolah yang gemar berkebun ini menambahkan, infrastruktur yang ada berfungsi sebagai sarana produksi yang dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya. Hal itu untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata dunia kerja dan tidak berorientasi mencari keuntungan semata.
“Jadi, sekolah tidak perlu menunggu tua, karena usia sekolah tidak menjamin kualitas. Demikian pula sekolah juga tidak perlu menunggu lengkap sarana/prasarananya, karena kelengkapan sarana/prasarana sebuah sekolah juga tidak ada jaminan lulusannya memiliki kompetensi yang mumpuni di bidangnya. Inilah alasan mengapa pembelajaran berbasis teaching factory di SMK MU dipilih dan terus dikembangkan. Kami meyakini itu sebagai pilihan yang tepat. ‘Anda percaya, kami siap’, itulah motto kami,” tandas Mudairin.
Sementara Waka Kurikulum SMK MU, Risma Wahyuni, ST, MM, menguatkan, mengutip tujuan pendidikan di SMK sebagaimana tercantum pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa SMK hadir untuk mempersiapkan peserta didik untuk bekerja di bidang tertentu. Karena itu dapat dipahami, bahwa tujuan utama pendidikan di SMK adalah mempersiapkan tenaga kerja di bidang sesuai kompetensi yang dimiliki oleh siswa.
Untuk memenuhi tujuan itu, lanjut Risma, SMK MU yang berdiri sejak 2017, melakukan berbagai terobosan pembelajaran. Salah satunya adalah mengimplementasikan pembelajaran berbasis tefa, yang dirintis mulai 2019/2020 dan dianggap sebagai embrio yang berlangsung hingga kini.
“Model pembelajaran ini dimaksudkan sebagai bentuk akselerasi sekolah dengan mengoptimalkan sarana, sumber daya, dan sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk meningkatkan kompetensi dan karakter peserta didik sesuai dunia kerja,” ujarnya. (sto)







