SIDOARJO (Radarjatim.id) Salah satu upaya untuk mewujudkan ‘School of Digital Era’ SMK Telkom Sidoarjo telah melaunching DTP (Digital Talent Program) yang berfungsi untuk mewadahi fesyen siswa dan kesukaan para siswa terhadap apa yang telah telah dimiliki, khususnya dalam bidang IT (Informasi Teknologi).
Prosesi launching dilakukan, pada (18/8/2022) siang oleh Kepala SMK Telkom Sidoarjo, Abror, M.Pd didampingi Waka Kurikulum Siti Sifaun Nadhiroh, S.Pd bersama para jajaran guru terkait serta beberapa mentor yang telah dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan DTP tersebut.
Sekolah yang berbasis ICT (Information Communication Technology) dengan Kompetensi Keahlian Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi ini. Kini siswanya dimanjakan lagi dengan fasilitas DTP, diantaranya meliputi Cloud Computing, konten creator, Hustler dan yang lainnya. “Dengan mengundang mentor yang siap mendukung DTP meliputi digiprener, penggiat IOT, Wowack, programmer dan Markaz Desain,” jelas Abror usai launching.

Ia katakan dari semua itu pada intinya adalah untuk mewadahi fesyen anak dan mewadahi kesukaan anak-anak. Makanya kami mengundang praktisi dari luar yang kita gabungkan dengan guru di dalam. Jadi kami ingin membuat environment/lingkungan, dimana para dan industri itu bisa bertemu dalam satu titik. Output nya yang kita harapkan setiap kelas itu berjenjang yang diujikan kepada para siswa,” harapnya.
Lanjutnya, untuk mendukung kearah tersebut lingkungannya kita buat secara digital, artinya infrastruktur sudah kita bangunkan yang semuanya sudah penuh dengan digitalisasi. Mulai dari sarana dan prasana, kumputer, jaringannya semuanya telah terfasilitasi. Sehingga setiap anak bisa mendemokan program-program yang telah dibuat. “Sifatnya untuk menguji level, dan nantinya pada saat kelas XII mereka sudah bisa monetize,” terang Abror.
Menurutnya kondisi sekarang ini semuanya sudah digitalisasi, oleh karena itu SMK Telkom Sidoarjo telah mempersiapkan siswa-siswanya untuk menghadap era tersebut. Jangan sampai anak-anak kita itu gagap terhadap kondisi digitalisasi ini akan bahaya. Termasuk juga wilayah-wilayah pekerjaan juga sudah era digital, makanya kita harus mempersiapkan mereka.

“Walaupun tidak bisa membuat program, tetapi mereka juga bisa menjadi entrepreneurship yang produknya dipasarkan secara digital. Intinya digital ini bisa mensupport apa yang mereka kerjakan nanti saat, kuliah, bekerja maupun berwirausaha,” pungkas Abror.(mad)







