SIDOARJO (Radarjatim.id) Kolaborasi Eskul (ekstrakurikuler) mewarnai MPLS PDB (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Peserta Didik Baru) SMP PGRI 1 Buduran Sidoarjo, yang memang punya keunggulan di bidang seni budaya. Sebagai ‘Sekolah Adibudaya’ menanamkan karakter melalui pembelajaran seni budaya.
MPLS di SMP PGRI 1 Buduran selain program pengenalan ekstrakurikuler, juga menyaksikan kolaborasi ekstrakurikuler yang ditampilkan oleh para peserta didik kelas VIII dan IX baru, dimulai dengan pengenalan OSIS dan pengurus hariannya. Dilanjutkan Semaphore Dance yang ditampilkan oleh anak-anak Pramuka, dengan iringan musik modern dan musik tradisional. Disambung dengan tampilan qosidah, yang membawakan lagu daerah Banyuwangi ‘Padhang Bulan’. Tim qosidah inilah yang meraih Juara 1 Penampil Terbaik dan Juara 1 Penyanyi Solo Terbaik Lomba Pekan Cipta Seni Provinsi Jawa Timur tahun 2022.
Yang juga tidak kalah menarik bagi peserta didik baru, saat ditampilkan kolaborasi ekstrakurikuler, yang dikemas dalam pertunjukan teater kontemporer, mengusung lakon ‘Sawunggaling, Sang Kesatria Utama, Kusuma Bangsa’. Masuk di dalamnya, ekstrakurikuler wajib Pramuka, dan ekstrakurikuler pilihan: karawitan, tetembangan, campursari, seni ketoprak, seni tari, esport, karate, futsal, PMR (Palang Merah Remaja), samroh, banjari, fotografi, paduan suara, vokal group, klub sains, angklung, kolintang, dan ansambel.
Yang agak berbeda, adegan silat diganti karate, adegan bermain diganti bermain esport, adegan lomba memanah diganti lomba tendangan finalti. Saat Sawunggaling menolong Adipati Jayengrana, ayahnya, minta pertolongan kepada PMR (Palang Merah Remaja). Iringan musiknya pun kolaborasi: karawitan, angklung, kolintang, dsb. Ditutup dengan menyanyi bersama lagu ‘Profil Pelajar Pancasila’, sesuai dengan tema MPLS PDB ‘Dengan Implementasi Kurikulum Merdeka, Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila’.
Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd mengatakan, dengan banyaknya jumlah ekstrakurikuler pilihan ini dimaksudkan agar peserta didik dapat terbina kompetensinya berdasarkan bakat dan minatnya masing-masing. “Peserta didik diperbolehkan mengikuti maksimal 2 ekstrakurikuler, dengan harapan bisa mengatur jadwalnya dengan baik. Jangan sampai jadwalnya berbenturan,”katanya.
Kali ini ada yang berbeda di sekolah yang bermotto ‘Tampil Beda dan Paling Bisa’ ini, nama kelas sementara menggunakan nama wayang. Dipilih wayang golongan kesatria utama yang berwatak/karakter baik. Di antaranya Kresna, Puntadewa, Werkudara, dan Arjuna.
Pengurus OSIS yang sudah mendapatkan pembekalan khusus tentang materi wayang dari guru Bahasa Jawa, mengenalkan tokoh-tokoh wayang tersebut kepada peserta didik kelas VII baru. Dengan membawa wayang kulit purwa, mereka menunjukkan wujud wayangnya sekaligus mempresentasikan profil dan watak tokoh wayang tersebut. “Kami berharap anak-anak tidak saja mengenal wayang sebagi seni budaya bangsa, tapi juga bisa meneladani watak dari tokoh-tokoh wayang untuk penanaman karakter,”tambahnya.(mad)







