SIDOARJO (RadarJatim.id) — SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo memberikan apresiasi kepada peserta didiknya, yang telah berkarya membuat film pendek dan membuat buku antologi puisi dan buku antologi cerita 7 film pendek hasil karya siswa-siswinya kelas IX.
Para siswa diapresiasi untuk Nonton Bareng (Nobar) dan melaunching kedua buku tersebut, di Platinum Cineplex Sun Sidoarjo, pada (28/5/2025) siang.
Ada tujuh film pendek yang diputar, diantaranya berjudul Kompas, Nyawang Kelir, Selembar Kertas, Log Out, Kisah Klasik Kita, Own Path dan Demit Letter, serta dua buku yang dilaunching adalah ‘Sekolah Orange’ dan ‘Ketika Naskah Bercerita’.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Yasayan Purnama Sidoarjo yang menaungi SMP dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, Misti Hariyasih, SE, MM juga hadir Pengawas SMP Sepuluh Nopember dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, Abdullah, S.Pd M.Pd termasuk juga beberapa wali murid serta beberapa siswa dari SD sekitarnya.
Kepala SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo Syaiful Tulus Jatmika, S.Pd M.Pd menjelaskan kelau kegiatan seperti ini, pemutaran film pendek ini sudah untuk yang ketiga kalinya. Namun untuk yang ketiga ini kita improvisasi dengan literasi, dan bisa kita terbitkan dua buku Antologi Puisi dan Antologi naskah dari film tersebut.
Lanjutnya, dari naskah-naskah tersebut diwujudkan dalam sebuah film pendek, yang ceritanya diangkat ke layar lebar dan di tonton bareng sekarang ini.
Jadi, kami ini memberi pembekalan anak-anak kita, bahwasanya berkarya itu bisa lewat berbagaicara, bisa secara tulisan, secara audio visual atau yang lainnya, intinya melatih anak-anak dalam berkarya.
Dalam karya itu pasti ada tim di belakangnya, dinamika tersebut yang kita bangun kepada anak-anak. Karena ada bagian talent, ada yang menulis cerita/naskahnya, kameranya, produsernya yang didesain oleh anak-anak semua.
“Sehingga tumbuh kerjasama di dalamnya, tumbuh komunikasinya, dan bapak/ibu guru terus mendampinginya,” jelasnya.
“Jadi muatannya bisa tersampaikan kepada anak-anak, di situ ada karya, juga ada nilai-nilai dari pendidikan itu, yaitu kolaborasi, gotong-royong, kerjasama. Kemudian nilai dari pesan cerita itu bisa tertuangkan dan dinikmati oleh anak-anak sendiri,” terang Pak Tulus_sapaan akrabnya.
Kami berharap karya anak-anak juga semakin banyak, semakin terevaluasi, kedepannya juga semakin baik. “Setiap karya anak-anak pasti ada evaluasinya, kalaupun sudah sampai pada titik anak-anak bisa screening film di bioskop, itu sudah merupakan capaian yang sangat luar biasa,” tegas Pak Tulus.
“Alhamdulillah, saya tidak bisa komentar banyak. Selain satu, keren….,” itulah ungkapan haru Ketua Yayasan Purnama, Misti Hariasih usai ‘menikmati’ sajian film pendek karya siswa SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo.

“Alhamdulillah saya selaku ketua yayasan bisa memfasilitasi anak-anak dengan karyanya, dengan kreatifitasnya, sehingga dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang signifikan,” tuturnya.
“Jadi, selama ini saya merasa kalau sekolah tingkat SMP anak-anaknya, ya seperti biasanyalah. Ternyata diluar espektasi saya, anak-anak SMP Sepuluh Nopember luar biasa. Dan ini tentu dicetak oleh guru yang luar biasa pula,” tegas Bu Misti_sapaan akrabnya.
“Harapannya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, yang pasti saya harus menyelesaikan kewajiban saya terhadap anak-anak. Sehingga bisa mewadahi lebih dan lebih lagi, dan terus lebih… Saya tidak ‘ngomong’ pas, tapi lebih…,” pungkas Bu Misti.
Sementara itu, Pengawas SMP Sepuluh Nopember Abdullah juga mengaku sangat luar biasa. Setingkat anak SMP sudah bisa membuat karya yang sangat bagus.
“Pengambilan gambarnya, editingnya, musiknya, soundtracknya, walaupun pengambilan gambarnya di lokasi sekolah, semuanya sudah layak ditonton,” ungkap Pak Abdullah.(mad)







