SIDOARJO (Radarjatim.id) Dalam program Geliterlis (Gerakan Literasi Menulis) yang dilakukan di SMP Negeri 4 Sidoarjo sangat luar biasa. Mereka memberikan kebebasan kepada seluruh siswa-siswinya,yang jumlahnya sekitar 1.185 untuk mengekspresikan tulisan Puisi, Pantun, Geguritan, Kidungan, Pentigraf dan dalam bentuk Poster.
Uniknya lagi, kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu 29/10/2022 di halaman sekolah tersebut, mereka juga diberikan kebebasan menulis menggunakan media apa saja. Mulai dari kayu talenan, kipas dan tempeh bambu yang dianyam, kanvas juga dari berbagaimacam bentuk kertas.
Menurut Kepala SMPN 4 Sidoarjo Lilik Sulistyowati, S.Pd M.Pd menuturkan kalau Ini semua dalam rangka memotivasi anak-anak dan menumbuhkan, kreativitas dan inovasi anak-anak agar mereka ada pembiasaan, yang nantinya menjadi budaya. Karena sekarang ini masuk dalam bulan bahasa, sekaligus peringatan Hari Sumpah Pemuda kami menggelar Geliterlis yang bertemakan ‘Kobarkan Karya, Jadilah Luar Biasa’.

Ia katakan, Geliterlis ini digelar dengan tujuan anak-anak mempunyai kreativitas, inovasi di dalam membuat karya yang berupa karya literasi. Kegiatannya kami berikan dalam beberapa bentuk yang bisa dipilih oleh mereka sendiri, mulai dari Puisi, Pantun, Geguritan, Kidungan, Pentigraf dan bentuk Poster. “Mereka kami bebaskan untuk memilih yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Bukan hanya siswa, tetapi kami juga melibatkan orang tua dan juga Komite,” katanya.
Dari situlah kami harapkan bisa melatih kreativitas siswa, karena seninya juga ada, siswa juga bisa berpikir kritis. Hasil karya mereka nantinya akan dipajang di seluruh lorong-lorong sekeliling sekolah. “Dan akan kami petakan masing-masing, ada lorong puisi, lorong pantun, lorong geguritan, lorong kidungan, lorong pentigraf dan lorong poster. Yang lebih penting lagi, hasil tulisan mereka nanti juga akan kami ketik lagi dan seleksi terus akan kami cetak dalam bentuk buku,” jelas mantan Kepala SMPN 6 Sidoarjo yang juga pernah meraih ALS (Anugerah Literasi Sekolah) 2021.
Kepala Dikbud Sidoarjo Dr. Tirto Adi, M.Pd sangat memberi apresiasi yang tinggi. Karena gagasan dan idenya sangat luar biasa. Anak-anak diberikan kebebasan dalam menulis, jadi tidak seperti dahulu, siswa harus begini-begitu. Tetapi kalau sekarang anak-anak sendiri yang menentukan pilihan.
Mereka dipetakan, mana yang mempunyai kompetensi dalam berpuisi, pantun, pentigraf, geguritan, kidungan dan poster. Artinya anak-anak memetakan sendiri berdasarkan pilihannya sendiri. “Ini gerakan membangkitkan literasi yang sangat kreatif, karena anak tidak dipaksakan menulis menurut selera guru-gurunya. Tetapi anak-anak difasilitasi untuk menulis sesuai dengan keinginan mereka,” jelas Tirto Adi.

“Jadi Literasi yang benar itu ya seperti ini. Jangan yang membelenggu atau menakutkan. Mereka bisa ceria dan bergembira menorehkan karya tulisnya dengan inspirasinya. Saya harap sekolah-sekolah yang lain juga bisa ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing,” harap Bapak Literasi Sidoarjo ini.
Mahadewi Nayta Putri A salah satu siswa kelas 7 D mengaku sangat senang mengikuti kegeatan seperti ini. Selain menambah pengalaman juga membuat kita lebih leluasa untuk menulis. “Semoga ini bisa berjalan dengan baik, bisa terus diadakan lagi. Saya bebas menentukan tulisan sendiri, jadinya ya lebih enak,” katanya sambil menunjukkan puisi hasil karyanya.(mad)







