BOJONEGORO (RadarJatim.id) — Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah (STITM) Bojonegoro mewisuda 99 mahasiswanya, Sabtu (15/10/2022). Wisuda sarjana XXII yang digelar di Hotel Eastern Bojonegoro itu terdiri atas 4 program studi (prodi).
Ke-99 wisudawan itu berasal dari prodi S1 PAI (Pendidikan Agama Islam), S1 PBA (Pendidikan Bahasa Arab), S1 PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah), dan S1 PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini).
Hadir dalam prosesi wisuda itu, di antaranya, Prof Dr Sutrisno dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Koordinator Kopertais Wilayah IV Surabaya, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro, Bupati Bojonegoro, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kabupaten Bojonegoro.
Fitriani, dari Prodi PIAUD mewakili wisudawan menyampaikan kata perpisahan. Ia menyampaikan, menuntut ilmu tidak ada batas waktu. Kemajemukan mahasiswa STITM Bojonegoro menjadi tempat untuk memahami perbedaan sebagai suatu yang mesti adanya, hingga dibutuhkan saling menghormati. Sebelum mengakhiri kata perpisahan, ia menambahkan agar setiap alumni senantiasa menjaga nama baik almamater, dan berjuang membesarkan almater tercinta.
Ketua STITM Bojonegoro Ibnu Habibi, MPdI dalam sambutannya menyampaikan agar lulusan menjadi manusia terbaik sebagaimana surat ibrahim ayat 24 yang artinya:
“Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit.”
Dalam makna lain, ia menegaskan, wisudawan hendaknya memiliki akiidah yang kuat, ibadahnya benar dan ilmunya bermanfaat, atau nenjadi al mukmin dan al qowim dalam pandangan Allah.
Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah yang berkesempatan hadir, menyampaikan, ijazah bukan satu-satunya jaminan sukses. Mahasiswa, katanya, harus memiliki kompetensi bahasa, minimal 3 (Inggris, Arab, dan satu lagi lainnya), menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, partisipasi aktif, berkontribusi pada bangsa juga harus dilakukan.
“Karenanya, diperlukan penguasaan teknologi, berkreasi, berkolaborasi. Sehingga masyarakat merasakan manfaat, memberi nilai, dan cerdas sebagai tridarma Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Ketua PDM Bojonegoro Suwito menyatakan, STITM yang berdiri sejak tahun 1986 ini, selain mampu menanamkan tauhid, ibadah, akhlak, juga mampu memberikan manfaat besar. Maka sudah waktunya kampus ini untuk ditingkatkan menjadi universitas, seperti UMLA Lamongan, UMG Gresik, Universitas Muhammadiyah Jember dan lainnya.
Mewakili Kopertais Wilayah IV, Ahmad Khubi Ali Rohman menyatakan, bahwa di era serba digital ini para lulusan dituntut mampu beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Ia juga mengutip tulisan tokoh Muhammadiyah Dr Munir Mulkhan. Disebutkan bahwa anak muda harus terus mencari ilmu. Mereka bisa menjadi insiyur, menjadi guru, menjadi teknokrat atau lainnya, lalu mereka kembali ke muhammadiyah.
Orasi ilmiah Prof Dr Sutrisno dari Litbangdikti PP Muhammadiyah, mengawali dengan menyebut bahwa kini memasuki era era industri 4.0 atau era tsunami informasi/disrupsion. Ia kerap muncul di medsos tanpa diundang dan yang lebih banyak hoaks.
Maka, katanya, visi Perguruan Muhammadiyah harus tetap menjadi inspirasi, yaitu rerkemuka, profesional, dan berjiwa Iinterpreneur. Ia menambahkan, pendidikan harus mengarah pada era out come base education, out come base curiculum, sikap, pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus (keahlian prodinya). Sehinga hasil pendidikan mampu diorientasikan pada peran lulusan. (zid)







