GRESIK (RadarJatim.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik kembali kedatangan tamu dari pulau seberang. Kali ini, yang datang berkunjung dan bersilaturrahim adalah MUI Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (8/12/2025).
Kedatangan puluhan pengurus MUI Kota Banjarmasin ini, disambut langsung Ketua Umum MUI Gresik KH Ainur Rofiq Thoyyib beserta jajaran di Aula MUI Kabupaten Gresik.
KH Ainur Rofiq Thoyyib, membuka sambutan selamat datangnya dengan sebuah pantun:
Kota Gresik kota industri,
Ramai pekerja setiap hari,
Selamat datang di Kantor MUI,
Mari bersama-sama jalin silaturrahim.
“Kami berharap, dengan silaturrahim ini, akan membawa semangat baru, untuk berkreasi dalam menjalankan program yang menyentuh masyarakat,” kata Kiai Rofiq.
Kiai Rofiq juga menyampaikan, bahwa dalam mengelola MUI, diperlukan sistem yang baik, karena al-haqqu bilā nidhomin qod yaglibuhu al-bāthilu bin nidhōm.
“Dalam menjalankan organisasi, MUI Gresik juga menerapkan prinsip al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yaitu tetap mempertahankan nilai-nilai yang sudah dibangun, dan tidak menutup kemungkinan ada perkembangan baru sesuai zaman,” ungkap Kiai Rofiq.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Kota Banjarmasin, Habib Ali Khaidir Al Kaff, menyampaikan rasa terharunya, karena disambut dengan hadrah Thala’al Badru ‘Alaina.
“Selain bersilaturrahim, kami dari MUI Kota Banjarmasin ingin menuntut ilmu, sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal di umur senjanya (90 tahun), beliau kemana-mana masih membawa tempat tintanya untuk belajar, sesuai dengan Hadits Nabi: tuntutlah ilmu dari buaian sampai masuk liang lahat. Mudah-mudahan, ilmu yang kami dapat, bisa diaplikasikan dan diterapkan nanti di kota kami,” ujarnya.
Tak mau kalah dengan Kiai Rofiq, Habib Ali, kemudian menutup sambutan dengan sebuah pantun:
Dari Kota Gresik membeli pudak,
Dibawa pulang ke Banjarmasin,
Hari ini kami berkunjung ke MUI Gresik,
Besok-besok kami tunggu makan soto di Banjarmasin.
Silaturrahim kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel, dengan moderator Drs Nur Fakih dan penyampaian materi oleh Sekretaris Umum MUI Kabupaten Gresik, Makmun, MAg.
Dalam paparannya, Makmun menjelaskan, bahwa dalam strategi pengembangannya, MUI Gresik bertumpu pada identifikasi, pengembangan, dan pemanfaatan aset yang dimiliki.
“MUI adalah kumpulan para ulama, zuama dan cendekiawan Muslim. Maka, pengurus adalah aset utama yang di miliki, yaitu orang-orang yang expert di bidangnya. Tugas kita adalah bagaimana memaksimalkan potensi ini,” terangnya.
Dalam menjalankan kebijakan strategis organisasi, lanjut Makmun, MUI Gresik berorientasi pada proses dan outcome, sehingga keberlanjutannya jelas dan berdampak panjang.
“Seperti yang kami lakukan sejak tahun 2016 dengan Rutan (Rumah Tahanan, Red) Gresik, kami berdiskusi terkait kondisi warga binaan (para tahanan dan terpidana, Red) yang memprihatinkan. Kemudian kami sambung juga diskusi dengan Baznas. Akhirnya kami dirikan Pesantren At-Taubah di Rutan untuk bimbingan rohani bagi warga binaan, yang konsisten berjalan hingga saat ini,” jelasnya. (cak/har)







