SIDOARJO (RadarJatim.id) Sudah seminggu semenjak rapat koordinasi Panitia Kerja (Panja) Penanganan Covid-19, Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo ditunda karena tidak dihadiri oleh para pengambil kebijakan dilingkungan eksekutif.
Dimana dalam rapat koordinasi yang ditunda itu telah diambil keputusan untuk mengundang para kepala dinas hingga kepala daerah agar penanganan Covid-19 bisa segera teratasi, karena beberapa minggu terakhir ini mengalami kenaikan.
Anggota Panja Penangan Covid-19 DPRD Kabupaten Sidoarjo, Bangun Winarso saat ditemui oleh awak media diruang kerjanya mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan rekomendasi kepada pimpinan dewan untuk mengundang pihak Pemkab Sidoarjo.
“Sudah kami ajukan ke pimpinan (DPRD Kabupaten Sidoarjo,red) untuk mengundang Pemkab Sidoarjo dan Forkopimda (Forum Pimpinan Daerah,red),” katanya.
Untuk itu, pihaknya masih menunggu keputusan dari Pimpinan DPRD Kabupaten Sidoarjo terkait rekomendasi dari Panja Penanganan Covid-19 yang ingin mengundang dinas-dinas yang terlibat penanganan Covid-19 di masa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini.
Sebagaimana diketahui bahwa pada hari Rabu (14/07/2021) lalu, Panja Penanganan Covid-19 DPRD Kabupaten Sidoarjo mengundang Pemkab Sidoarjo dalam rapat koordinasi diruang paripurna.
Namun dalam rapat tersebut hanya dihadiri oleh pejabat bukan pengambil kebijakan dari lingkungan Pemkab Sidoarjo, yaitu Misbakhul Munir Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos), Zuhaidah Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) yang didampingi dr. Abdullah Alhadad serta Ida Apriyanti Kasie Limbah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo.
“Hingga saat ini kami belum tahu, apakah pimpinan sudah melayangkan surat undangan atau belum,” terangnya.
Rapat koordinasi penanganan Covid-19 dengan Pemkab Sidoarjo sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ditengah-tengah masyarakat.
Terutama mencari solusi terkait melonjaknya jumlah warga yang terjangkit Covid-19 serta tertolaknya pasien Covid-19 akibat kapasitas Bed Occupancy Rate (BOR) di 19 Rumah Sakit (RS) rujukan sudah penuh. (imams)







