SURABAYA (RadarJatim.id) Suhu udara Kota Surabaya berkutat di antara 36-39 derajat celcius saat musim kemarau ini kerap memicu kebakaran lahan terbuka. Tercatat sejak Januari hingga hari ini, ada 244 kali kejadian kebakaran non-bangunan atau di lahan terbuka.
Rinciannya, kebakaran alang-alang 106 kali, sampah 65 kali dan lain-lain 73 kali. Jumlahnya memang tak sebanyak tahun sebelumnya. Yang mencapai 550 kejadian hanya dalam sembilan bulan. Tertinggi pada 2019 silam mencapai 949 kejadian.
Banyaknya kebakaran lahan terbuka itu efek dari fenomena La Nina. Cuaca ekstrem ini masih terus berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Wakil Walikota Surabaya Armuji mengungkapkan bahwa menurunnya titik kebakaran lahan terbuka karena kerja keras personil Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) melakukan patroli rutin.
“Selain itu kesadaran masyarakat untuk tidak membakar sampah di lahan terbuka , yang dikawatirkan untuk merambat kemana – mana dan menimbulkan polusi udara” , kata Armuji.
Dirinya juga menegaskan agar semua pihak berpartisipasi untuk menjaga kota Surabaya menjadi kota yang nyaman dengan tidak menimbulkan polusi udara dengan pembakaran sampah di lahan terbuka.
Warga pun juga diimbau agar tidak panik ketika terjadi kebakaran. Lakukan penanganan awal dan menghubungi Command Center 112. “Alhamdulillah tahun ini kejadiannya menurun dibandingkan tahun sebelumnya,” pungkasnya. (RJ/RED)







