BANYUWANGI (RadarJatim.id) — Forum Silaturrahim Komunitas Nahdliyah Ukhwah (Foskanu) Banyuwangi melakukan tabayyun kepada Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi. Hal itu dilakukan menyusul beredarnya berita di media online berjudul “Inilah 10 Kasus Ancaman Terhadap Dakwah Muhammadiyah di Banyuwangi dari 2000-2022”.
Berita tersebut telah dirilis oleh media online sangpencerah.id pada 28 Februari 2022 dengan link: https://sangpencerah.id/2022/02/inilah-10-kasus-ancaman-terhadap-dakwah-muhammadiyah-di-banyuwangi-dari-2000-2022.
Kepada awak media, Ketua Foskanu, Drs H Abdillah Rafsanzani menyampaikan, pihaknya hanya ingin tabayyun terkait berita tersebut, khususnya pada point ke 7 yang menyebutkan ancaman pembakaran RSI Fatimah oleh sekelompok orang yang menamakan Pasukan Berani Mati dari Banyuwangi Selatan.
Abdillah yang sekaligus sebagai Ketua Pasukan Berani Mati merasa terkejut dengan berita tersebut. Namun demikian, pihaknya lebih mengutamakan kepala dingin dan klarifikasi, sehingga permasalahan bisa lebih mudah dipahami dan diselesaikan bersama.
“Intinya PD Muhammadiyah mohon maaf dan siap mengubah statemennya pada point ke 7 sebagaimana yang telah tertulis dalam surat kesepakatan barusan,” kata Abdillah, Kamis (17/3/2022).
Kedatangan pengurus Foskanu di kantor PDM Banyuwangi, Kamis 17 Maret 2022, disambut hangat oleh Ketua PDM, Dr Muklis Lahudin, MSi. Dari pertemuan silaturrahim dan tabayyun yang digelar di kantor PDM siang itu, menghasilkan kesepakatan bersama secara tertulis.
Kesepakatan itu, yakni kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan terkait beredarnya statement poin 7 dalam media online tersebut. Mereka bersepakat poin 7 tersebut diubah menjadi ‘ancaman pembakaran RSI Fatimah oleh sekelompok orang.’
Surat kesepakatan kedua belah pihak tersebut telah ditandatangani dan bermaterai oleh pihak pertama, Dr Muklis Lahudin MSi, pihak kedua, H Drs Abdillah Rafsanzani. Kemudian saksi, H Muhdor Atim, H Moh. Ikrom, Ainur Rofiq, serta H Nur Ahmadi.
“Mudah-mudahan peristiwa ini menjadi i’tibar (pelajaran, Red) bagi kita dan memperkuat silaturrahim bersama. Menguatkan bangsa dan negara ini. Semoga persahabatan kita tidak hanya permukaan. Tetapi ke dalam kita benar-benar bersahabat, mewujudkan kebersamaan yang aman, damai dan menyenangkan,” ujar Muklis Lahudin.
Sedangkan Abdillah juga memahami, bahwa dalam tahun-tahun awal 2000-an sangat rawan teror yang mengancam, termasuk teror lewat telepon yang mengatasnamakan Pasukan Berani Mati yang disampaikan kepada Pengurus Daerah Muhammadiyah saat itu.
“Saya ini Ketua Pasukan Berani Mati dari Banyuwangi, yang hanya melakukan aksi pembelaan saat Gus Dur mau dilengserkan dulu itu. Selain itu, kami tidak pernah ada aksi lagi, apalagi main ancam,” pungkas Abdillah. (hsn)







