Oleh Moh. Husen*
Rasanya jarang sekali kita menjumpai atau bahkan mungkin terbilang langka, ada seorang pimpinan sebuah media –entah itu media online atau cetak– yang bisa menulis esai seperti yang telah dilakukan oleh Samsudin Adlawi.
Itulah spontanitas yang ada di benak saya, ketika menghadiri acara bedah buku Rebound Total Man Nahnu 4 karya Samsudin Adlawi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jumat 28 Juli 2023.
Jika di antara kita ada yang tega dan berani, berbisiklah pelan-pelan kepada seorang pemimpin redaksi media: “Pak, sekali-kali nulis dong, tentang apa saja. Setahun sekali ndak pa-pa deh. Atau lima tahun sekali deh, biar kayak pemilu.”
Orang boleh berkomentar apa saja terhadap buku Rebound Total ini. Namun, melalui kolom Man Nahnu Jawa Pos Radar Banyuwangi, Samsudin senantiasa hadir seminggu sekali menyapa pembacanya. Ada saja yang ia tulis, terutama tentang isu-isu yang berkembang di Banyuwangi.
Rizki Gaga (RG) seorang mantan wartawan Tempo, suatu ketika menulis di Kumparan: Sebagai wartawan, saya gampang saja menulis berita. Tapi menulis “artikel bukan berita” rasanya memang sulit.
Tulisan RG itu berjudul Pak Dalipin di Era Google Voice Typing. Ia mengisahkan pagi hari di kedai kopi sedang menulis sambil merokok bersama Yusuf Arifin yang karib disapa Dalipin. Tulisan tersebut sudah lama, diunggah Kumparan tahun 2019.
Ia mencontohkan pengalamannya tahun 2011 ketika liputan di lapangan, dirinya tak perlu menunggu kondisi ideal untuk menulis berita. Dalam panas, dingin, terik, hujan, berisik, dan atau bagaimana pun, saya bisa saja menulis berita. Demikian ia bercerita.
Namun lanjutnya: Kala itu yang ditulis adalah berita. Hanya mindahin apa yang disaksikan ke sebuah teks. Giliran menulis tulisan yang bukan berita, ampun deh. Saya sering enggak tahu lagi mau nulis apa.
Secara pribadi, saya percaya menulis itu tidak mudah, meskipun tidak sulit jika giat berlatih. Hingga sekarang saya selalu gugup dalam menulis. Kalimat pertamanya apa, selanjutnya gimana, pertanyaan seperti itu senantiasa muncul di benak saya. Akhirnya ya nekat-bismillah-menulis.
So, saya ucapkan selamat dan sukses atas terbitnya buku terbaru Direktur RaBa Samsudin Adlawi. Tidak banyak pimpinan media yang konsisten menulis seperti Samsudin. Saya salut. Dan kita semua tahu, tidak semua Samsudin menulis buku Rebound Total.
Ini bukan plesetan atau retorika.
Silakan dicek di halaman terakhir buku Rebound Total ini. Kita akan menjumpai Samsudin 2006 telah melahirkan buku Rahasia Doa Sapu Jagad. Samsudin 2009 memunculkan buku Kampanye Dunia Akhirat. Dan, masih banyak lagi buku karya Samsudin sebelum Rebound Total.
Sekali lagi, selamat dan sukses Pak Sam telah terbit dan dibedah buku terbarunya bersama Ketua ISNU Jawa Timur Prof Dr M. Mas’ud Said. (*)
Banyuwangi, 28 Juli 2023
*) Catatan kultural jurnalis RadarJatim.id, Moh. Husen, tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur.







