SIDOARJO (RadarJatim.id) — Pengelolaan sampah yang kurang baik masih menjadi tantangan serius di berbagai wilayah, termasuk di Desa Suko, Kabupaten Sidoarjo. Sebagai upaya dari kondisi tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) telah sosialisasi pemilahan sampah bersama ibu-ibu Kelompok Dasawisma dan PKK Desa Suko.
Kegiatan yang berlangsung pada 14 September 2025 ini merupakan implementasi dari Hibah Dikti yang berfokus pada pengelolaan terpadu sampah organik dan plastik demi mewujudkan lingkungan bersih dan sehat sejak dari rumah tangga.
Totok Wahyu Abadi, narasumber sekaligus Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UMSIDA, menegaskan pentingnya peran PKK dalam mendukung keberhasilan program ini. “Keterlibatan aktif ibu-ibu PKK akan sangat memudahkan proses pengelolaan sampah karena mereka menjadi penggerak utama di lingkungan sekitar. Melalui sosialisasi ini, kita ingin menumbuhkan budaya memilah sampah sejak di rumah,” jelasnya.
Dukungan nyata juga datang dari anggota PKK. Bu Budi, salah satu penggerak PKK Desa Suko, mengajak seluruh warga untuk mendukung penuh program kebersihan tersebut. “Kami ingin sukses bersama-sama menjaga kebersihan desa demi lingkungan yang sehat,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Hermin, yang menuturkan bahwa warga kini aktif mengumpulkan berbagai jenis sampah mulai dari botol plastik, kertas, hingga minyak jelantah. “Kami semua saling membantu agar pengelolaan sampah lebih efektif dan memberi manfaat lebih besar,” tambahnya.
Partisipasi warga pun semakin terasa. Titin, anggota PKK lainnya, berharap semakin banyak warga yang menyerahkan sampah ke bank sampah desa. Menurutnya, jika keterlibatan masyarakat semakin tinggi, pengelolaan sampah akan berjalan lebih lancar dan terintegrasi. “Kami ingin lebih banyak warga ikut aktif, karena semakin besar partisipasi, semakin mudah desa menjaga kebersihan,” katanya.
Untuk memperlancar program, tim pengabdian dan PKK telah menyediakan keranjang sampah di titik-titik strategis desa agar warga lebih mudah memilah sejak di rumah. Selain itu, bank sampah Desa Suko juga menerapkan sistem pengelolaan dana partisipatif melalui model jimpitan. “Sebagai motivasi, hasil pengelolaan ini akan dikaitkan dengan lomba kebersihan antar-RW. Sebanyak 10% dari dana akan dialokasikan sebagai apresiasi bagi tim pengelola bank sampah,” jelas Bu Budi.
Kegiatan sosialisasi ini menjadi langkah awal penting dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat Desa Suko tentang pentingnya memilah sampah sejak dari rumah. Dengan dukungan ibu-ibu PKK sebagai motor penggerak dan pendampingan berkelanjutan dari tim UMSIDA, Desa Suko optimistis dapat menjadi contoh desa yang berhasil mengelola sampah secara terpadu, berkelanjutan, sekaligus bermanfaat bagi perekonomian warga.(mad)







