Sidoarjo (radarjatim.id) Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo H. Achmad Amir Aslichin, SH, B.PD, B.PC menyoroti belum adanya progres pembangunan frontage road (FR) mulai dari Waru hingga Buduran, Rabu (1/7/2020).

Ia mengatakan bahwa pembangunan FR menjadi salah satu solusi untuk mencegah kemacetan di jalan, terutama di kawasan Waru hingga Buduran akibat dari meningkatnya jumlah kendaraan.
Akan tetapi sudah sejak lama pembangunan FR mengalami kendala, mulai dari pembebasan lahan serta hibah yang sampai kini prosesnya belum juga selesai.
“Harus ada skala prioritas dan target FR harus segera dirampungkan,” katanya.
Anggota Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) itu mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dari pembangunan FR sepanjang 9,2 kilometer itu.
Di antaranya, para pemilik lahan tidak menerima hasil appraisal, pemilik lahan tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikan lahan dan aset tanah masih diagunkan ke bank serta ada sengketa ahli waris.
“Sejumlah persoalan itu harus ada titik terang agar tidak jadi ganjalan,” ungkapnya.
Pria yang biasa dipanggil Mas Iin itu menegaskan bahwa pembangunan FR harus dilakukan dengan cepat karena keberadaannya sangat dibutuhkan untuk mengurai kemacetan di jalan mulai dari Waru hingga Buduran.
“Kami minta BPN (Badan Pertanahan Nsional,red) juga ikut membantu memproses masalah pembebasan lahan dengan cepat,” tegasnya.
Mas Iin juga menegaskan bahwa konsinyasi menjadi salah satu jalan agar pembebasan lahan bisa segera dilakukan, masalah hibah tanah dan bangunan juga harus diselesaikan dengan cepat.
“Pembebasan lahan harus tuntas secepatnya,” ujarnya.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu bahwa total panjang FR 9,2 km dibagi menjadi beberapa tahap, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BM & SDA) Kabupaten Sidoarjo harus segera melakukan pembangunan fisiknya kalau lahannya sudah terbebaskan semua.
“Mana yang sudah beres bisa dikerjakan. Mulai dari jembatan atau jalan,” tuturnya.
Berdasarkan data terbaru dari Kantor Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sidoarjo bahwa total kebutuhan lahan FR mencapai 262 bidang.
Dimana pada tahun 2019 telah berhasil dibebaskan 180 bidang, sehingga kurang 82 bidang tanah lagi yang harus dibebaskan.
Lokasi 82 bidang tanah itu tersebar di delapan desa, yaitu Desa Kedungrejo, Waru, Sawotratap, Gedangan, Sruni, Tebel, Banjarkemantren sampai Buduran. (mams)







