BANYUWANGI, (Radarjatim.id) – Warga Banyuwangi, Jawa Timur harus tahu sosol Ali Ruchi, Calon Wakil Bupati Banyuwangi pendamping KH Ali Makki Zaini atau akrab disapa Gus Makki.
Ali Ruchi begitu banyak orang mengenalnya. Memulai karir sebagai staf di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi.
Pertama kali, Pria asal Kecamatan Genteng ini menduduki posisi sebagai Kasi Perhubungan Laut dan Udara, Kabid Perhubungan Laut dan Udara Dinas Perhubungan Banyuwangi.
Kemudian jabatannya berlanjut sebagai Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan Banyuwangi.
Setelah itu, Ali Ruchi kembali ke Dinas Perhubungan sebagai Sekretaris Dishubkominfo Banyuwangi saat itu. Sempat juga menjadi Kabag Pembangunan Banyuwangi dan Sekretaris Dinas DPM-PTSP atau yang lebih dikenal dengan Dinas Perizinan.
Akan tetapi tak lama berselang namanya kembali di deretan struktural Dinas Perhubungan sebagai sekretaris sekaligus Plt. Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi.
Namun, di bawah kepemimpinan Ali Ruchi, berhasil meraih Penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Kementerian Perhubungan RI.
Karirnya, berlanjut dengan menempati posisi Sekretaris Dinas Sosial PPKB Banyuwangi. Terakhir tiga bulan berselang, Alumni ITS Surabaya tersebut dipindahkan untuk mengisi posisi Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
Ali Ruchi memiliki pengalaman kuat dan karir yang mentereng. Sepak terjang dan spesialisasinya pada bidang perhubungan laut dan udara.
Kondisi itu, yang membuatnya cukup aktif terlibat dalam proses perencanaan dan pembangunan Banyuwangi. Termasuk izin operasional, hingga operasional komersil Bandara Blimbingsari Banyuwangi.
Ali Ruchi salah satu orang di balik visi dan mimpi mantan Bupati Banyuwangi Almarhum Ir. Samsul Hadi. Dialah sosok bupati yang menginisiasi pembangunan Bandara di Desa Blimbingsari, di wilayah Kecamatan Rogojampi kala itu.
Almarhum Samsul Hadi memiliki cita-cita memangkas waktu tempuh dari Banyuwangi menuju kota besar di Indonesia. Kini, mimpi itu terwujud dan menjadi bukti mampu pengungkit perekonomian di Kabupaten Banyuwangi.
Perjalanan karir Ali Ruchi juga membersamai kepemimpinan bupati Banyuwangi berikutnya. Saat itu, Bupati Ratna Ani Lestari mulai proses pembangunan landasan pacu dan terminal yang telah rampung. Kemudian, masuk pada proses ijin operasional dan operasional bandara.
Di sini, Ali Ruchi berperan dalam memulai rintisan dengan menjadikan Lapangan Terbang Blimbingsari sebagai basic sekolah pilot BIFA pada tahun 2009. Hingga, pucuk pimpinan Banyuwangi berganti ke tangan Abdullah Azwar Anas.
Kala itu, Abdullah Azwar Anas lebih memilih konsentrasi pada pengembangan Banyuwangi Industrial Estate Wongsorejo (BIEW).
Lagi-lagi Ali Ruchi menangkap peluang tersebut untuk berkonsentrasi melakukan operasional Bandara Blimbingsari sebagai upaya meningkatkan minat investor untuk datang ke Banyuwangi.
Puncaknya, penerbangan komersil dengan pesawat Cessna 208B Grand Caravan dengan jumlah kursi 9 penumpang berhasil mendarat dan terbang di bandara Blimbingsari.
Uniknya, realisasi penerbangan pesawat diawali pertemuan dengan Direktur Utama PT Sky Aviation pada sebuah salon potong rambut di daerah Bilangan, Jakarta.
Percakapan panjang, hingga akhirnya pucuk pimpinan pesawat tersebut memutuskan datang ke Banyuwangi dengan mengendarai pesawat Cirrus SR 22 berkapasitas 4 penumpang di tengah hujan lebat di Bandara Blimbingsari waktu itu.
Sejumlah pejabat turut menjajal mulusnya landasan pacu bandara. Tercatat, Soekarwo dan Saifullah Yusuf hingga Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB juga pernah merasakan terbang ke Banyuwangi menggunakan pesawat 9 penumpang tersebut.
Perjalanan operasional penerbangan berlanjut bulan April 2011. PT. Sky Aviation mengoperasikan pesawat Fokker 50 dengan kapasitas 48 tempat duduk.
Kemudian, 5 bulan berselang atau medio Agustus 2011, Merpati Air menambah rute penerbangan dengan pesawat MA 60 Merpati Air. Pada Mei 2014 beroperasi pesawat ATR 72-600 dan Bombardier Garuda Indonesia, dilanjutkan Juni 2017 pesawat Boeing 737-500 oleh NAM AIR. Di tahun ini pula, Bandara Blimbingsari berubah nama menjadi Bandara Banyuwangi.
Tahun berikutnya, pada Februari 2018 Airbus 320 Citilink mendarat mulus di bandara kebanggaan warga Bumi Blambangan itu.
Kala itu, lengkap ada sejumlah rute yang dilayani. Di antaranya, Banyuwangi – Surabaya, Banyuwangi – Denpasar dan Banyuwangi – Jakarta.
Tak butuh waktu lama tepatnya pada Desember 2018, tangan dingin Ali Ruchi kembali menuliskan tinta emas dengan membawa Bandar Udara Banyuwangi menjadi bandara Internasional. Bahkan, sempat resmi melakukan penerbangan internasional perdana rute Banyuwangi – Kuala Lumpur.
Akan tetapi, cukup disayangkan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mencabut Status Bandara Internasional Banyuwangi, sejak April 2024. Padahal, bandara ini sempat digadang bakal menjadi penerbangan untuk jamaah umrah.
Ali Ruchi cukup terengah mendengar kenyataan itu. Hingga dirinya memiliki tekad, dengan bekal pemahaman seluk beluk dunia penerbangan akan berkomitmen mengembalikan status Bandar Udara Banyuwangi sebagai bandara internasional.
“Tekad itu ada, komitmen kami jika nanti menjadi pemimpin Banyuwangi bersama Gus Makki salah satu hal pertama yang kami kerjakan adalah mengembalikan status Bandara Internasional Banyuwangi,” ungkap Ali yang kini mencalonkan diri sebagai wakil Bupati Banyuwangi mendampingi Ali Makki Zaini tersebut.
Tekadnya kuat, Ali Ruchi akan mengawalinya dengan menggunakan bandara tersebut untuk penerbangan umrah. Selanjutnya, menjadikan Bandar Udara Banyuwangi sebagai embarkasi haji.
“Tentu ini bukanlah cita-cita maupun keinginan pribadi kami, Gus Makki dan Ali Ruchi semata, namun juga mewujudkan mimpi para bupati sebelumnya dan tentu seluruh masyarakat Banyuwangi,” pungkasnya. ***
