SURABAYA (RadarJatim.id) Imam Muslimin atau Yai Mim, eks dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Maulana Malik Ibrahim yang namanya viral karena berseteru dengan tetangganya ,Sahara,terlihat berada di Rumah Aspirasi Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji. Kehadiran Yai Mim ditemani istrinya hadir dan bertemu Cak Ji, panggilan akrab Armuji sekitar pukul 07.00 WIB, Minggu (5/10/2025).
“Romo Kyai Mim dan Bu Rosidah, tentunya kami banyak menyampaikan terima kasih sudah datang di rumah aspirasi. Makanya pagi hari ini saya tidak akan membahas masalah Kyi Mim dan Sahara, wis dibahas wis viral sak Indonesia. Hal semacam ini tidak perlu dibesar besarkan lagi, semoga Yai Mim ini pulang kembali di Malang diterima dengan baik sebagai tetangga, saudara, sahabat sebagai arek Malang,” ujar Wawali Armuji.
Cak Ji menambahkan, sosok Yai Mim yang sempat diundang podcast Denny Sumargo dan Kang Dedi Mulyadi diakui memang jadi menarik untuk dikupas. Terlebih banyak warganet kerap berkomentar di media sosial agar dirinya ikut turun menangani konflik tersebut seperti kegiatan Cak Ji yang kerap menjadi solusi dari permasalah warga.
“Dengan Yai Mim ini, kita ingin angkat dari sisi berbeda, bukan memperkeruh keadaan. Tak tontok sampeyan (Yai Mim,Red) iku wong get, koncone sampeyan akeh,” terangnya.
Dalam podcast, Cak Ji memintar agar Yai Mim memberikan wawasan sesuai pengetahuan dalam Islam tentang pentingnya menahan ego dan emosi agar menjadi pelajaran bagi masyarakat.

“Wong rukun iku apik. Golek musuh iku gampang, tapi golek konco iku angel,” tambahnya.
Yai Mim yang hadir bersama istrinya Rosidah menyampaikan bahwa berdamai itu harus dengan semua orang, bahkan seluruh umat wajib berdamai, baik dengan sesama manusia, makhluk lain, maupun dengan Tuhan.
“Karena tanpa kedamaian, manusia tidak akan bisa kembali kepada Tuhannya. Jalan menuju Tuhan adalah kedamaian,” kata Yai Mim.
Disampaikan bahwa Islam sejatinya bukan hanya ucapan, tetapi tindakan nyata. Kalau hanya bicara tanpa berbuat baik, kaya Yai Mim hal itu yang disebut kaburomaktan atau sangat disesalkan.
Yai Mim juga menyampaikan sekilas tentang perjalanan hidupnya, mulai dari saat dirinya kecil mengeyam pendidikan madrasah, mondok hingga kuliah dan sempat menempuh ilmu di Mesir. Termasuk dirinya dekat dengan sejumlah tokoh agama Islam hinggga tokoh agama lainnya.
Dirinya berpesan agar jangan mengabaikan kebaikan walau sedikit dan jangan meremehkan perbuatan jahat meskipun ssedikit. “Jangan sampai menyakiti orang lain walau sedikit,” tegasnya.
Pihaknya memuji model kepemimpinan Wawali Armuji yang tidak hanya cukup dimulut tapi juga bertindak nyata untuk masyrakat. Termasuk mau mendengarkan dan menindak lanjuti aspirasi warga. Model kepemimpinan itu yang saat ini dibutuhkan masyarakat. Diakhir pertemuan, Cak Armuji memberikan hadiah oleh-oleh khas Kota Surabaya yakni udeng Sawunggaling kepada Yai Mim. (RJ/RED)