SIDOARJO (Radarjatim.id) Berbagaimacam cara inovatif dan kreatif untuk melaksanakan program MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) untuk memasuki tahun ajaran baru 2022/2023. Kini di SMK Antartika 1 Sidoarjo siswanya dibuat lebih nyaman dan asyik dalam proses pembalajarannya.
“Kami tidak melaksanakan MPLS secara berlebihan, cukup sederhana saja. Yang penting siswa itu kami buat senang dan asyik saat belajar. Yang penting kita buat asyik lah………. Terutama pelajaran-pelajaran praktek nanti,” ungkap Kepala SMK Antartika 1 Sidoarjo Drs. H. Tohirin, M.Pd pada (18/7/2022) tadi pagi.
Ia katakan MPLS ini merupakan paradigma baru menggantikan MOS (Masa Orientasi Sekolah) yang banyak menimbulkan masalah. Sehingga pemerintah sekarang ini menggantikan dengan program MPSL. Jadi MPLS ini mengenalkan seluruh lingkungan sekolah, kegiatan yang ada di sekolah, termasuk kegiatan ekstra semuanya diperkenalkan kepada peserta didik baru. “Mereka juga diberikan gambaran tentang soft skill dan hard skill yang terkait dengan project word. Pembelajaran-pembelajaran yang nantinya akan mengarah ke kurikulum merdeka,” katanya.
“Jadi kita perkenalkan seluruh apa yang ada di sekolah, kita perkenalkan roh sekolah. Sehingga mereka menjadi nyaman, merasa di sekolah ini cocok, jadinya asyik. Mereka sangat menikmati karena tidak ada yang namanya kekerasan atau perploncoan seperti dulu lagi. Sekarang sudah tidak ada, pokoknya anak-anak ini kita buat belajar yang asyik-asyik saja,” tutur Tohirin.

Untuk MPLS kali ini diikuti sebanyak 560 siswa dengan tiga jurusan, yakni TKR (Teknik Kendaraan Ringan) ada 8 kelas, jurusan TPM (Teknik Permesinan) ada 6 kelas dan jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) ada 2 kelas. “Semuanya sudah penuh, dan per kelas sebanyak 36 siswa,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia MPLS SMK Antartika 1 Sidoarjo Joko Sukariyono juga menambahkan kalau kegiatan MPLS dimulai tanggal 18 hingga tanggal 21 Juli 2022. Sedangkan kegiatannya adalah pengenalan lingkungan sekolah, kegiatan kesiswaan yaitu OSIS dan ekstrakurikuler dan yang berikutnya adalah pendidikan karakter dan budi pekerti.
“Termasuk juga cara belajar efektif siswa serta pengenalan budaya industri sekolah. Jadi mereka diperkenalkan dengan apa yang mereka kehendaki saat memasuki dunia kerja nantinya. Mereka betul-betul kita persiapkan saat nanti lulus, dia sudah berkompeten dengan bidang masing-masing,” jelas Joko Sukariyono.(mad)







