GRESIK (RadarJatim.id) — Penundaan pelayaran yang menghubungkan jalur pelabuhan Gresik ke Pulau Bawean, berakibat terhambatnya fungsi distribusi logistik sembako dan evakuasi warga yang tertahan di Bawean. Selain itu, dampaknya juga pada tertundanya pengiriman bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG) untuk suplai Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Bawean.
Menyikapi hal tersebut, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, merespon cepat dengan permohonan bantuan kapal perang ke Panglima Komando Armada (Pangkoarmada II) Tanjung Perak Surabaya.
“Insya Allah kapal akan berangkat besok, dan penumpang yang akan menuju Bawean kita fasilitasi dari Gresik ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Hingga sampai di Bawean secara gratis menggunakan kapal perang milik TNI AL,” ujarnya, Rabu (28/12/2022).
Dikatakan, tingginya curah hujan yang disertai petir dan angin kencang sesaat pada pagi, sore, dan malam hari di wilayah Kepulauan Bawean, mengakibatkan transportasi laut lumpuh total. Akibatnya, persediaan kebutuhan pasokan sembako untuk masyarakat di kepulauan Bawean terhambat.
“Selain itu, pasokan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk pembangkit listrik di wilayah Bawean, juga terdampak imbasnya cuaca buruk. Sampai diberlakukannya pergantian pemadaman listrik oleh Pihak PT PLN ULB Bawean guna menghemat persediaan Bahan Bakar,” tambahnya.
Dijelaskan, penghentian arus pelayaran dari Gresik ke Bawean, setelah memperhatikan peringatan dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Maritime Perak Surabaya. Tinggi gelombang laut diperkirakan lebih dari 2 meter dan akan terjadi hingga tanggal 2 Januari 2023.
Bupati berharap, kondisi cuaca buruk yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di Bawean segera berakhir agar aktivitas pelayaran, baik pengangkut sembako dan penumpang dapat berjalan normal kembali.
“Mudah mudahan kondisi cuaca yang kurang lebih 10 hari ini kurang baik yang terjadi di Bawean segera berakhir dan aktifitas pelayaran dapat berjalan kembali normal,” pungkasnya. (sto)







