Oleh Rizka Amalia
Sepiring Ubi Buat Bulek Sarmi, judul film yang sama dengan cerpennya, diputar perdana di Aston Inn Surabaya Jemursari pada Sabtu (17/6/2023). Film karya sutradara muda Zidni Ilman tersebut merupakan karya film yang diadaptasi dari cerpen dalam kumpulan cerpen (kumcer) Kerebritis karya almarhum Juslifar M. Junus.
Film yang dimentori Heirosay ini berkisah tentang seorang ibu dengan dua orang anaknya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan, untuk makan sehari-hari saja, Bu Suyati, tokoh utama dalam film harus bekerja menggantikan tetangganya yang bekerja menjadi pembantu rumah tangga, demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Yang menarik, film ini juga mengangkat sisi kemanusiaan dan empati terhadap sesama meski berbeda keyakinan. Seorang Romo yang tinggal di lingkungan sekitar memberikan makan kepada keluarga Bu Suyati yang kekurangan.
Ki Joko Tumut, salah satu pemain mengungkapkan, meski karya film pendek, namun prosesnya tidaklah sesingkat yang dibayangkan.
Proses pembuatan film membutuhkan waktu sekitar 1 bulan, mulai dari tahap penyusunan hingga menjadi sebuah film dan diputar pra-premier.
Zidni Ilman, sutradara film Sepiring Ubi Buat Bulek Sarmi yang juga merupakan anak almarhum penulis cerpen dari film menuturkan, awalnya ragu sebab ini adalah pengalaman pertamanya membuat film di luar proyek sekolah. Namun, ketika film telah diputar, ia merasa senang karena dapat membuat film dari cerpen almarhum ayahnya.
“Rasanya bersyukur bisa meneruskan cita-cita almarhum ayah,” tegas Zidni, pelajar SMKN 12 Surabaya.
Dengan film pendek ini, harapannya bisa hadir karya lagi, tutur Syahrul Mubaroq, pengarah sinematografi film bimbingan Sinausinema.
“Ke depannya, saya akan lebih konsisten lagi membuat film menggunakan HP, yaitu cinemaxphone,” tambah Arul, sapaan akrabnya. Cinemaxphone merupakan istilah film menggunakan HP.
Operator kamera, Nafi Briano, pelajar SMAN 15 Surabaya berbagi pengalamannya, bahwa prosesnya seru dan berharap, bahwa film ini dapat bermanfaat dan dapat menginspirasi generasi muda untuk semangat berkarya. {*}
*) Rizka Amalia, guru dan pegiat sastra-budaya, tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur.







