GRESIK (RadarJatim.id) –– Salah satu program prioritas pemerintah saat ini adalah penanggulangan kemiskinan. Hal ini dilakukan baik melalui berbagai program pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, maupun strategi pengurangan kantong kemiskinan. Kemiskinan yang tinggi bisa menghambat pembangunan nasional.
Diskominfo Gresik melalui akun Instagram @pemkabgresik (15/6/2023) merilis data capaian program Perlindungan Sosial di Kabupaten Gresik. Disebutkan, meski sempat mengalami kenaikan akibat Pandemi Covid-19, persentase penduduk miskin di Kabupaten Gresik pada tahun 2022 kemarin menurun mencapai 11,06% atau sekira 149,64 ribu jiwa. Persentase ini tercatat yang tertinggi dalam lebih dari 20 tahun terakhir.
Penurunan persentase kemiskinan Kabupaten Gresik dari tahun 2021 ke 2022 sebanyak 1,36% menempati urutan ke-7 penurunan terbesar di Jawa Timur. Adapun rata-rata penurunan di tingkat provinsi Jawa Timur sebesar 1,02%.
Sedangkan untuk kemiskinan ekstrem, jumlahnya juga mengalami penurunan. Berdasarkan data P3KE Kemenko PMK, kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gresik pada tahun 2022 sebesar 2,74% menurun dari tahun 2021 yang tercatat sebesar 3,55%.
Turunnya angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem ini salah satunya berkat efektivitas program bantuan sosial, yang merupakan bagian dari program perlindungan sosial.

Khusus untuk bantuan sosial (bansos), Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Nawa Karsa Gresik Seger khususnya program PKH Inklusif telah memperluas cakupan penerima bansos. Masyarakat miskin, khususnya lansia dan difabel yang belum mendapatkan bansos dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, menjadi sasaran dari PKH Inklusif ini.
Pada tahun 2023, sebanyak Rp 2,8 miliar dianggarkan dari APBD Kabupaten Gresik untuk 1.400 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) lansia dan difabel. Masing-masing KPM lansia dan difabel menerima Rp 2 juta yang diberikan dalam dua tahap.
Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gresik 2021-2026, diamanatkan agar dilakukan Penguatan sistem jaminan sosial bagi masyarakat melalui perluasan cakupan penerima bantuan sosial. Hal ini dilakukan dalam rangka pemulihan ekonomi paska pandemi Covid-19.
Menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gresik, dr Umi Khoiroh, bansos merupakan salah satu program prioritas Bupati Fandi Akhmad Yani. Salah satu Nawa Karsa Bupati Gresik adalah Gresik Seger, yang ingin memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu yang dituangkan dalam program yang namanya PKH Inklusif.
Istimewanya, lanjur Umi Khoiro, PKH Inklusif ini adalah bantuan yang diberikan kepada para lansia, yakni yang berada di atas usia 60 tahun dan disabilitas. Dua sasaran ini termasuk berkontribusi paling besar dalam tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Gresik.
“Mudah-mudahan dengan adanya program PKH Inklusif, masyarakat miskin yang selama ini belum pernah mendapatkan bantuan apa pun, dengan adanya program PKH inklusif ini bisa terselesaikan. Sehingga angka kemiskinan di Kabupaten Gresik bisa turun, serta usia harapan hidup juga bisa meningkat,” katanya berharap. (sto)







