SIDOARJO (RadarJatim.id) Hari Wayang Dunia diperingati pada 7 November setiap tahunnya. Agar keberadaan seniman wayang tetap eksis, Founder Bambang Haryo Soekartono (BHS) Peduli mendorong agar eksistensi keberadaannya tetap dipertahankan. Salah satunya perlu dukungan semua pihak terutama pemerintah untuk melestarikan wayang.
Sebagai bentuk dukungan, Founder BHS Peduli Ir H. Bambang Haryo Soekartono secara khusus hadir di kelompok dalang lintas generasi di Desa Karang Puri, Wonoayu, Sidoarjo pada Senin (6/11). Selain ingin merayakan Hari Wayang Dunia yang diperingati tiap 7 November dengan sambangi dalang lintas generasi di Sidoarjo, pihaknya juga menyerap aspirasi mereka.
Banyak keluh kesah disampaikan oleh seni budaya di Sidoarjo ini terkait keberadaan mereka. BHS berharap peringatan hari wayang dunia yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya leluhur milik Indonesia sejak akhir 2003 lalu ini wajib disyukuri dan dijaga eksistensi nya baik wayang dan para dalangnya.
“Saya bersama-sama dengan beberapa dalang di Sidoarjo yang dimana saat ini masih ada 40 dalang yang masih aktif. Cuman yang disayangkan belum ada perhatian khusus dari pemerintah kabupaten dan provinsi. Walaupun hanya untuk memberikan mereka ruang pentas,” ujar Bambang Haryo.
Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini berharap agar pemerintah memberikan perhatian khusus kepada para pelaku seni dan budaya khususnya, dalang dan wayang-wayang. Terlebih Wayang sudah menjadi bagian dari warisan budaya yang sudah diakui dunia.
“Pemerintah daerah, provinsi maupun pusat harus memberikan perhatian lebih,” tambah anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Saat bertemu para pelaku seni budaya pihaknya juga mengapresiasi salah satu dalang muda yang berusia 18 di desa Karang Puri. Dikatakan, jarang ada anak muda yang masih tertarik apalagi terjun langsung terhadap warisan budaya leluhur untuk melestarikan nya.
“Mari kita jaga eksistensi nya bersama-sama wayang kulit harus maju dan berkembang,” ajak Bambang Haryo.
Sementara itu, Ketua kelompok dalang di Sidoarjo Ki Bambang Rochmat mengatakan pihaknya bersama dalang-dalang yang lain hanya ingin diperhatikan selayaknya dengan memberikan ruang pentas. Termasuk saat hari jadi Sidoarjo, mereka ingin sekali terlibat merayakan dengan pagelaran wayang kulit.
“Kami berharap ada perhatian pemerintah kepada dalang-dalang yang ada di Sidoarjo ini. Kami tidak minta diistimewakan tapi beri kami kesempatan untuk berkontribusi dalam kesenian dan budaya di Sidoarjo,” ujar Ki Bambang.(RJ/RED)







