Oleh : Ulum Kurnaiawati
Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Di dunia ini tidak ada yang abadi, semua pasti akan berubah kecuali perubahan itu sendiri. Umumnya perubahan itu berkonotasi positif, ya meskipun kadang bisa sebaliknya.
Allah SWT telah berfirman dalam QS Ar Rad :11 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
Nah dari ayat tersebut, kita bisa mendapat kabar gembira bahwa perubahan itu bisa kita upayakan agar Allah juga mengubah menjadi lebih baik. Aamiin..
Berangkat dari sinilah, sekolah kami tercinta INSAN KAMIL terus melakukan inovasi-inovasi dalam menjemput perubahan. Kami juga mengandeng seorang consultant pendidikan untuk mendampingi sekolah membangun sebuah system management yang lebih baik. Banyak insight, ilmu baru dan poin-poin penting yang kami dapatkan dari hasil diskusi. Akhirnya kami juga memahami bahwa dalam menjemput sebuah perubahan itu pasti akan dihadapkan dengan beberapa hal, baik hal positif maupun negatif. Salah satunya adalah kita akan dihadapkan pada empat kuadran tipe manusia yang ada di lingkungan sekitar.
Empat kuadran tipe manusia yang sangat memengaruhi sebuah perubahan, antara lain :
Tipe pertama, kita akan bertemu dengan kelompok orang yang pada awalnya terasa woww, orang ini nampak hebat, luar biasa dan layak jadi referensi. Tapi, semakin lama bergaul, terasa semakin biasa saja, kepribadiannya menjadi terasa biasa-biasa saja, pengetahuan dan cara dia menimbang sesuatu juga semakin biasa saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makin lama bergaul terasa semakin biasa- biasa saja.
Tipe kedua, ketika kita bertemu dengan orang yang pada awalnya biasa- biasa saja, tidak ada yang special. Tapi, karena kita terus berinteraksi, ternyata kita menemukan sesuatu yang luar biasa. Semakin bergaul semakin luar biasa dan wow. Dia hanya pada awalnya tidak menampakkan dirinya atau bahkan sangat menutupi kehebatan dirinya padahal sejatinya dia adalah mutiara dalam lumpur atau permata di timbunan pasir.
Tipe ketiga, kita akan bertemu dengan kelompok orang yang ketika di awal pertemuan terasa biasa-biasa saja, semakin lama bergaul semakin terasa biasa- biasa juga. Tipe ini adalah tipe paling populer yang kita jumpai.
Tipe terakhir, kita bertemu orang yang sejak awal pertemuan sudah wowww banget, baik itu pengetahuannya, caranya bersikap, kepribadiannya, kesederhanaannya, kompetensinya. Lalu kita bergaul dengannya, semakin banyak manfaat yang kita raih dan semakin woooww kita mengenalnya. Hingga semakin lama terus meningkat effect woow nya dan semakin tidak terukur seberapa dalam dan hebat kepribadiannya. Ini tipe paling jarang kita temukan, dan jika kita berkaca pada sejarah, maka generasi pertama manusia-manusia dakwah yang bersama Rasulullah SAW lah yang layak menyandang tipe-tipe seperti ini. Sebab guru utamanya sang maksum memiliki sumur kepribadian yang tak pernah terjangkau manusia, bahkan Allah SWT memuji kepribadiannya.
Dengan mengenal empat kuadran type manusia ini, maka kita akan memahami berbagai karakter manusia. Kita tidak boleh dengan cepat menyimpulkan manusia itu seperti apa sebelum meninggal dunia. Kenapa? Karena sejatinya manusia itu bisa berubah. Sehingga kita jangan pernah menjustifikasi seseorang, jika orang tersebut masih terus berproses dan berprogres menuju sebuah perubahan.
Sebagai makhluk sosial yang baik, kita akan mudah bersosialisasi dan hidup berdampingan dengan siapapun. Siapapun bisa dan boleh berubah. Apapun juga bisa dan boleh berubah. Jadi, mari kita sama- sama membuka diri, melapangkan hati untuk menyambut titik terang sebuah perubahan menuju yang lebih baik. Perubahan tidak bisa berjalan sendiri. Ia membutuhkan sentuhan banyak tangan dari orang- orang baik untuk saling bergandengan, bersinergi dan berkolaborasi.
Tugas manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah fil Ard. Dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Ketika Allah mempercayakan sebuah amanah di pundak kita, maka lakukan dan jalani dengan sebaik-baiknya. Pun demikian jika kita mendapat amanah & kepercayaan dari seseorang, maka jangan disalah gunakan. Jagalah kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya laksana menjaga kemurnian aqidah di dada kita. Insyaa Allah dengan growth mindset menyambut perubahan, kita akan mampu mencetak imamul muttaqin masa depan.*
*) Penulis Guru SD Islam Terpadu Insan Kamil Sekardangan Sidoarjo







