SURABAYA (RadarJatim.id) – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat bahwa ekspor Jawa Timur bulan September 2020 naik sebesar 11,14 persen dibandingkan bulan Agustus 2020. Yaitu dari USD 1,44 miliar menjadi USD 1,60 miliar.
Kepala BPS Jawa Timur Dadang Hardiwan menuturkan, peningkatan nilai ekspor dibanding bulan lalu, disebabkan oleh kinerja ekspor sektor migas maupun kinerja ekspor sektor nonmigas yang meningkat. “Dan ini kabar yang menggembirakan, karena di masa pademi Covid-19 ekspor Jatim tetap bertahan meningkat,” ujarnya dalam keterangan pers virtual di Surabaya, Kamis (15/10/2020).
Menurut Dadang, peningkatan ekspor tersebut dikarenakan ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 11,49 persen, yaitu dari USD 1,37 miliar menjadi USD 1,53 miliar. Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 95,68 persen dari total ekspor bulan ini.

Sedangkan nilai ekspor sektor migas pada bulan September 2020 naik sebesar 4,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari USD 66,19 juta menjadi USD 66,89 juta. Sehingga ekspor sektor migas menyumbang 4,32 persen total ekspor Jawa Timur pada bulan ini. “Dibandingkan September 2019 nilai ekspor migas juga meningkat sebesar 13,49 persen,” jelasnya.
Sementara, golongan barang utama ekspor nonmigas pada September 2020 adalah Tembaga dengan nilai sebesar USD 149,74 juta, disusul kayu dan barang dari kayu dengan nilai sebesar USD 129,69 juta serta ikan dan udang dengan nilai sebesar USD 100,61 juta.
Secara kumulatif, selama Januari – September 2020, ekspor yang keluar Jawa Timur sebesar USD 14,25 miliar atau turun 6,06 persen dibandingkan Januari – September 2019, yakni sebesar USD 15,17 miliar.
Adapun negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Januari – September 2020 adalah Jepang mencapai USD 2,13 miliar (dengan peranan 15,47 persen), disusul ekspor ke Tiongkok sebesar USD 2,02 miliar (dengan peranan 14,68 persen), dan ke Amerika Serikat sebesar USD 1,85 miliar (dengan peranan 13,41 persen).
“Ekspor nonmigas ke kawasan ASEAN mencapai USD 2,59 miliar (dengan kontribusi sebesar 18,80 persen), sementara ekspor nonmigas ke Uni Eropa sebesar USD 1,07 miliar (dengan kontribusi sebesar 7,76 persen),” pungkas Dadang. (Cintia/Red)







