SURABAYA (RadarJatim.id) – DPRD Jatim mengendus program-program terobosan yang mengorbitkan Khofifah Indar Parawansa menjadi Gubernur belum dijalankan dengan baik. Salah satunya, program Pendidikan Gratis Berkualitas (Tistas) bagi siswa SMA/SMK yang hingga kini belum jelas implementasinya.
Hal ini disampaikan anggota Komisi E DPRD Jatim, Adam Rusydi dari Fraksi
Partai Golkar DPRD Jatim, kepada wartawan, Rabu (21/10/2020). Hal yang paling mencolok, kata Adam, Ketua Tim Anggaran yang dikomandani Sekdaprov Heru Tjahjono dinilai tidak menjalankan program andalan Nawa Bhakti Satya.
Politisi muda ini berharap kepada seluruh OPD di lingkungan Pemprov Jatim, khususnya Ketua Tim Anggaran, agar lebih serius menjalankan program Nawa Bhakti Satya.
“Kenapa saya sampaikan ini, karena dalam setiap kunjungan kerja kami selalu dilapori, bahwa ada double account antara BOS dan BPOPP (Bantuan Penyelenggaraan Operasional Pembiayaan Pendidikan),” kata Adam.
Apalagi, lanjut politisi Dapil Sidoarjo ini, adanya laporan bahwa selama pandemi Covid-19 berlangsung, BPOPP dipotong. Adam menilai, program Pendidikan Tistas yang menjadi andalan Gubernur Khofifah semakin tidak jelas.
“Ini menunjukkan bahwa pendidikan Tistas yang diusung Bu Gubernur akan semakin tidak jelas,” tegas alumnus Unesa ini.
Ketidakseriusan Ketua Tim Anggaran ini, lanjut dia, diperkuat lagi dengan banyaknya suara dari masyarakat saat melakukan kunjungan kerja Komisi E, yang salah satunya membidangi pendidikan.
“Kami juga mendapatkan laporan dari bawah terkait dengan janji Bu Gubernur yaitu seragam untuk murid SMA/SMK. Nah, ini akan menjadi bola salju jika tidak segera direalisasikan oleh tim anggaran dari Pemprov Jatim,” tandas Adam.
“Apalagi, sudah dua kali ini seragam gratis tidak kunjung terlaksana, bahkan gagal. Hampir setiap kunjungan kami, di semua sekolah menyampaikan seperti itu,” imbuhnya.
Sebagai partai pengusung Gubernur Khofifah dalam Pilgub lalu, pihaknya wajib mengingatkan kepada Tim Anggaran agar lebih serius untuk mengawal program Nawa Bhakti Satya. Kegagalan pemberian seragam gratis ini, lanjut Adam, adalah teknis dari OPD dan harusnya bisa menata lebih baik lagi.
Kegagalan program seragam gratis, bagi Adam merupakan kelalaian dan kegagaan Ketua Tim Anggaran dalam menjalankan program Nawa Bhakti Satya.
“Jangan sampai program yang bagus ini semakin melemahkan Bu Gubernur,” ungkapnya.
Di tanya tentang realisasi dari 9 Program Nawa Bhakti Satya, menurut Adam, yang terlihat hanya Jatim Sehat. Terkait Jatim Kerja, katanya, belum terlihat nyata. Sebab, pada masa pandemi ini penanganan kuratif belum diperhatikan secara masif.
“Sektor ketenagakerjaan tentunya harus menjadi leading sector terdepan dalam pemulihan ekonomi ini,” jelas Adami.
Ke depan, pihaknya akan menyampaikan kepada DPD Partai Golkar Jatim untuk mengkritisi apa yang menjadi KUA-PPAS saat dibahas di DPRD Jatim untuk dibahas di Fraksi Partai Golkar (FPG).
“Kami sudah menemukan di Dinas Pendidikan dan Dinas Ketenagakerjaan. Jangan-jangan di dinas yang lain juga banyak program Nawa Bhakti Satya Bu Gubernur yang tidak terlaksana,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Khofifah menyiapkan Pendidikan Gratis Berkualitas (Tistas) yang terangkum dalam Nawa Bhakti Satya (Jatim Cerdas dan Sehat). Program ini dilakukan Pemprov Jatim sejak tahun lalu.
Dalam program ini, Pemprov Jatim menjanjikan memberikan SPP gratis untuk SMA dan SMK negeri dan subsidi SPP bagi SMA/SMK swasta. Bahkan tahun ini program subsisi SPP juga akan mulai diberikan pada jenjang Madrasah Aliyah.
Hasil dari program ini, pemrov mengklaim rata-rata lama sekolah di Jatim kini meningkat. Berdasarkan data BPS terbaru yang dirilis pada bulan Februari lalu, angka rata-rata lama sekolah Jawa Timur saat ini ada di angka 7,59 tahun.
Angka itu memang meningkat dibandingkan saat awal Khofifah menjabat sebagai Gubernur Jatim pada tahun 2019. Saat itu rata-rata lama sekolah Jawa Timur saat itu ada di angka 7,34 tahun. (sab/rj2)







