.
Dalam perkembangan kebudayaan, Menurut Koentjaraningrat (1992) Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil karyanya.
Kebudayaan merupakan sekumpulan nilai, norma, adat istiadat, seni dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Perkembangan budaya pakaian batik khas Indonesia dan kimono khas Jepang telah melalui beberapa fase penting. Batik Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan populer pada akhir abad ke-18.
Batik Jepang, atau kimono, telah menjadi simbol kebudayaan Jepang sejak zaman Heian. Batik Indonesia memiliki beberapa jenis, seperti batik tulis, batik lurik dan batik cap, sedangkan kimono Jepang memiliki berbagai jenis, seperti kimono untuk wanita dan pria. Batik dan kimono memiliki makna budaya yang sangat dalam dan telah menjadi bagian dari identitas budaya masing-masing negara.
Batik dan kimono dipakai dalam berbagai acara dan upacara adat, seperti pernikahan, festival, dan acara keluarga. Batik Indonesia diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009. Hari Batik Nasional diresmikan di Indonesia sejak tahun 2009 dan diperingati setiap tahun pada tanggal 2 Oktober. Batik dan kimono telah menjadi bagian dari kebudayaan masing-masing negara dan terus berkembang hingga saat ini.
Perkembangan Batik
Batik merupakan bagian dari budaya Indonesia. Batik berasal dari dua kata bahasa Jawa yakni “amba” yang berarti tulis dan “nitik” yang berarti titik. Dua kata tersebut bermakna menulis dengan lilin yang kemudian dikenal sebagai teknik batik tulis. Pada mulanya, batik hanya digunakan dalamlingkungan kerajaan. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhanakan batik menjadi meningkat.
Batik merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Batik ditetapkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menjadi warisan budaya tak benda sejak tahun 2009.
Tujuan dari penetapan ini untuk melindungi warisan budaya sehingga tidak diklaim oleh negara lain sekaligus menunjukkan pentingnya warisan budaya suatu negara (Widadi, 2019). Selanjutnya penetapan hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden pada tanggal 2 Oktober 2009 menjadi tanda penghargaan dan apresiasi sekaligus menunjukkan bahwa batik adalah warisan budaya asli Indonesia.
Sebagai warisan budaya, batik bukan hanya sekadar teknik pewarnaan kain, tetapi juga suatu bentuk ekspresi kecintaan terhadap identitas dan kreativitas budaya. Kecintaan terhadap budaya batik tidak sekadar memahami estetika dan sejarah di balik setiap motif namun, juga mencakup pengembangan rasa identitas dan kreativitas.
Keindahan dan makna yang terdapat dalam setiap corak dan motif batik menggambarkan keragaman etnis, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat. Setiap corak dan motif batik dapat dengan mudah dikenali karena budaya membatik merupakan warisan turun-temurun dari masing-masing daerah atau dari keluarga tertentu, seperti motif batik yang digunakan di keluarga Keraton Yogyakarta dan Surakarta (Trixie, 2020).
Perkembangan Kimono
Kimono, pakaian tradisional Jepang, telah mengalami perkembangan yang signifikan sepanjang sejarahnya. Awalnya, kimono dipakai oleh aristokrasi dan kelas samurai, dengan desain dan bahan yang rumit serta mencerminkan status sosial mereka. Dalam masa Meiji dan Taisho, kimono mengalami perubahan menuju gaya Barat dan desain yang lebih cerah dan berwarna. Dalam era pasca-perang, kimono mengalami modernisasi dengan mengintegrasikan bahan dan desain baru.
Saat ini, kimono menjadi simbol budaya Jepang dan warisan, dengan berbagai gaya dan desain yang menyesuaikan dengan berbagai acara dan preferensi. Kimono tetap menjadi bagian tradisional pakaian Jepang, dengan kemampuan beradaptasi dan beragam yang memungkinkannya tetap disukai dan ikonik dalam fashion Jepang.
Kolaborasi
Seiring perkembangan zaman, batik mengalami transformasi yang memukau menjadi kimono lurik. Keindahan motif dan warna batik yang khas dipadukan dengan desain kimono yang elegan, menciptakan harmoni yang mempesona. Perubahan ini tidak hanya mencerminkan inovasi dalam fashion, tetapi juga menggambarkan kekayaan budaya yang terus berkembang dan beradaptasi. Kimono lurik, hasil kolaborasi antara batik dan kimono, menawarkan kombinasi yang unik dan menarik.
Batik, tradisi seni Jawa yang kaya akan warna dan pola, diintegrasikan dengan kimono, pakaian tradisional Jepang yang kaya akan sejarah dan budaya. Hasilnya adalah desain yang rumit dan indah, dengan warna-warna yang cerah dan pola-pola yang kompleks. Kimono lurik menjadi simbol budaya yang menunjukkan kesadaran akan nilai-nilai tradisional dan kemampuan beradaptasi dengan budaya lain.
Dengan demikian, kimono lurik menjadi pakaian yang unik dan berharga, serta menjadi simbol kesadaran akan pentingnya budaya dan tradisi dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan demikian, kimono lurik menjadi pakaian yang tidak hanya indah tapi juga berarti dan berharga.
Kolaborasi ini mencerminkan keberhasilan integrasi yang memperkaya keterampilan para pengrajin, mempromosikan pemahaman lintas budaya, serta menciptakan produk berkualitas tinggi yang menunjukkan sentuhan budaya khas dari kedua negara.
Dengan menggabungkan unsur-unsur budaya yang khas, kimono lurik menjadi simbol harmoni dan kerjasama antara Indonesia dan Jepang dalam dunia mode dan seni. Kata “lurik” berasal dari bahasa Jawa kuno dengan asal katanya adalah “lorek,” yang menggambarkan garis, lajur, atau belang. Selain itu, “lurik” juga merujuk pada pola atau desain. Akar kata “rik” dalam “lurik” memiliki arti garis atau parit, yang secara simbolis melambangkan pagar atau pelindung bagi mereka yang mengenakannya.
Kimono Lurik dan Pendidikan
Keterkaitan kimono lurik terhadap pendidikan Indonesia sangatlah signifikan. Kimono lurik dapat membantu meningkatkan apresiasi dan pemahaman lintas budaya antara Indonesia dan Jepang. Dalam pendidikan, kimono lurik dapat digunakan sebagai sarana untuk mempelajari sejarah, filosofi, dan nilai-nilai yang terkait dengan tenunan lurik Indonesia dan kimono Jepang.Manfaat kimono lurik dalam pendidikan Indonesia antara lain:
- Pengembangan Keterampilan: Kimono lurik dapat membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang desain, teknologi, dan keterampilan tangan.
- Pengenalan Budaya: Kimono lurik dapat membantu siswa memahami budaya Indonesia dan Jepang, serta meningkatkan apresiasi dan pemahaman lintas budaya.
- Pengembangan Kreativitas: Kimono lurik dapat membantu siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasi dalam desain dan keterampilan tangan.
- Pengembangan Kesadaran Budaya: Kimono lurik dapat membantu siswa meningkatkan kesadaran budaya dan menghormati warisan budaya masing-masing. (*)
*) Penulis: Ayu Mitha Apriliyah, Auliya Puteri Hapsari, Lutfia Fairuz Zahro, Mitha Annisa Rachma, Ida Bayu Khori’ana, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Gresik.
*) Arya Setya Nugroho, S.Pd, M.Pd Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Gresik.
CACATAN: Artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.




