SURABAYA (RadarJatim.id) Pedagang pasar Pakis mengeluhkan aksi premanisme masih sering terjadi. Mereka kerap kali dimintai pungutan liar. Tindakan tersebut sangat meresahkan bagi mereka.
Perwakilan Pedagang Pasar Pakis, Arief, menuangkan aspirasi kepada Calon Wakil Walikota Surabaya Mujiaman terkait tindakan premanisme yang terjadi di sana.
Ia mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk meraup keuntungan pribadi, dengan meminta sejumlah uang dari para pedagang pasar setempat, atas dalih untuk biaya retribusi.
“Ada yang Rp. 2 ribu hingga Rp. 3 ribu setiap harinya dan tidak tahu kemana dan kepada siapa keresahan ini kita keluhkan,” ujar Arief, di Hotel Mercure, Surabaya, Kamis (29/10/2020).
Menurut Arief, pembayaran retribusi yang telah dilakukan setiap hari oleh para pedagang Pasar Pakis tidak menimbulkan dampak apapun. Sebab, masih banyak kerusakan yang dibiarkan hingga kondisinya tak terawat.
Kebersihan juga sangat jauh apa yang diharapkan oleh pedagang pasar.
“Setiap hari bayar retribusi tapi kenyamanan dan keamanan tidak dirasakan oleh pedagang,” tuturnya.
Arief berharap, jika Mujiaman terpilih menjadi wakil walikota, ia dapat menciptakan pasar yang bersih, nyaman dan aman bagi pedagang pasar di seluruh Kota Surabaya.
“Mudah-mudahan jika Pak Mujiaman terpilih, dapat merealisasikan apa yang diharapkan oleh kami sehingga dapat menciptakan pasar yang bersih,” ungkapnya.
Diketahui, pasar merupakan salah satu peluang yang sangat potensial dalam menyejahterahkan warga. Oleh karena itu, Mujiaman siap merubah pasar menjadi bersih dan nyaman seperti go working space atau ruang pelayanan masyarakat.
Sehingga, pasar bisa hidup 24 jam setiap hari. Itu merupakan peluang bisnis yang begitu luar biasa.
“Nanti pasar akan dibuat seperti ruang pelayanan masyarakat, jadi pasar itu bisa hidup setiap hari. Itu sangat bagus untuk iklim bisnis masyarakat,” pungkas Mujiaman. (RJ1/RED)







