SURABAYA (RadarJatim.id) – Sektor usaha pariwisata Jawa Timur kembali menuai berkah besar meski pandemi belum usai. Libur dan cuti bersama pekan lalu cukup mendongkrak okupansi wisata di Jawa Timur yang sekian bulan melesu.
Seperti diketahui, libur cuti bersama pada 29 sampai dengan 31 Oktober dan 1 November 2020. Sebagian besar masyarakat Jawa Timur dan Indonesia memilih memanfaatkan waktu ini untuk berkunjung ke sejumlah obyek wisata.
Beberapa obyek wisata terkenal di Jawa Timur seperti Kota Wisata Batu Malang, Tretes, Pacet, Wisata Gunung Bromo hingga Kawah Ijen banyak diserbu oleh para wisatawan lokal dari Jatim maupun dari luar provinsi. Hal ini membuat gairah sektor wisata bangkit kembali dari mati suri.
Wakil Kepala DPD GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Jatim Mochamad Soleh menjelaskan, libur panjang dirasakan sangat berdampak pada peningkatan pariwisata Jawa Timur. Hal ini diindikasikan dari okupansi atau tingkat hunian hunian kamar hotel serta kunjungan di Restoran dan cafe hingga mencapai 100 persen. Peningkatan utamanya, terlihat di daerah wisata handalan seperti Batu, Pacet, Bromo dengan tingkat kunjungan wisatawan di Obyek wisata meningkat rata-rata 100 persen.
“Alhamduillah kembali bergairah wisata, kenaikan antara 80-100 persen dari sebelumnya,” urai Soleh pada RadarJatim.id, Senin (2/11/2020).
Soleh bersyukur, lantaran kenaikan ini bisa menjadi momentum yang baik untuk menggairahkan perekonomian melalui pariwisata. Hal ini juga mencegah fenomena usaha pariwisata bangkrut lebih banyak selama pandemi.
“Kami harap momen ini bisa memberikan nafas panjang bagi kawan-kawan pengusaha pariwisata. Apalagi sebelumnya banyak yang harus bangkrut dan memberhentikan pekerjanya,” harap Soleh.
Namun, tak dimungkiri, pihak pengusaha pariwisata juga masih ketar-ketir bila nantinya perkembangan pandemi menyebabkan zona di Jawa Timur kembali menjadi zona merah Penyebaran Covid-19. Namun demikian, Soleh memastikan sejumlah obyek wisata juga tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sesuai standar, termasuk pembatasan pengunjung.
“Semoga kita tetap menjaga zona jatim menjadi kuning bahkan hijau, karena kalau zona merah lagi tentu bisa mengancam bangkitnya wisata yang sudah mulai pulih,” imbuh pria yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Jawa Timur ini.
Meski sempat menuai peningkatkan, lanjut Soleh, pihaknya memastikan bahwa sesuai perkiraan pandemi covid-19 yang masih melanda Jawa Timur hingga penghujung tahun 2020, maka diperkirakan kinerja pariwisata jatim lebih rendah dari tahun lalu.
“Diperkirakan kinerja sektor pariwisata di Jatim masih lebih rendah dari 2019 lalu. Tapi kita harapkan semoga pariwisata di Jatim tetap meningkat pertumbuhannya, juga dengan upaya dukungan seluruh stakeholder, mulai pemerintah, pengusaha, media dan masyarakat juga tetap melalui disiplin protokol pencegahan covid 19 sampai pandemi bisa dikendalikan dan menurun sampai vaksin covid ditemukan,” pungkasnya. (Phaksy/Red)







