Oleh: Bambang Prakoso
Persoalan bangsa ini jika dipresentase 100 persen kita menjalankan 10 persen saja, dan 10 persen itu adalah kejujuran, saya yakin lebih dari separuh persoalan bangsa ini selesai. Masyarakat pada umumnya berharap dunia Pendidikan menjadi penjernih ruang publik tapi sering kali yang muncul di ruang sosial tidak sesuai dengan harapan masyarakat tersebut.
Literasi di dunia Pendidikan jika berjalan dengan baik maka bisa mengurai persolan yang rumit dan tali-temali ini, karena muara literasi adalah keseimbangan intelektual, spiritual, dan estetika. Membaca itu menetesi batin, dengan membaca melembutkan hati, menajamkan analisis, menjernihkan pikiran, membuka cakrawala pengetahuan, sayangnya pemerintah belum punya agenda serius terhadap literasi.
Dampak ketidak seriusan literasi ini sangat dasyat, guru malas baca, siswa malas baca, perpustakaan yang semestinya menjadi sentrum Knowledge hanya dijadikan pelengkap, perpustakaan di kota-kota besar diperhatikan jika ada lomba dan akreditasi saja setelah itu dibiarkan, apalagi perpustakaan di daerah-daerah sangat memprihatinkan.
Para pustakawan di perpustakaan juga masih sangat perlu peningkatan kualitas, peningkatan sikap mental, bukan hanya rutinitas formal saja. Pustakawan sebagai empu pengetahuan terjebak pada status quo-zona nyaman dan hanya melakukan pekerjaan teknis, pengelola pengetahuan tapi pengetahuanya tidak tumbuh, malas membaca, malas menulis sangat berjarak dengan ruh pustakawan. Pustakawan tidak punya daya maesenas merawat artefak peadaban, daya kreatifitasnya tereduksi oleh rasa malas, diperpustakaan itu surplus ide gagasan intelektual tapi diperbudak rasa malas, itulah wajah pustakawan kita.
Tidak berhenti disitu, para pimpinan lembaga Pendidikan khususnya sekolah juga tidak berlaku jujur adil sejak dalam pikiran terhadap penyelenggaraan perpustakaan, kebanyakan mereka transaksional hidupnya pengadaan buku selalu bertumpu pada untung-rugi, memilih belanja kepada siapa yang memberi diskon paling tinggi, tidak peduli kulitas buku yang dibeli, biasanya buku lama digudang penerbit yang dibeli karena diskon sampai 60 persen, ada yang lebih memprihatinkan ada yang hanya beli kwitansi 5 persen dari harga buku, ini kesaksian yang saya alami ketika saya masih jadi pustakawan sekolah, sangat memprihatinkan kondisi Pendidikan kita, dari mana kita harus memulai memperbaiki keadaan ini.
Jangan berharap kualitas Pendidikan akan bagus jika sumur pengetahuan tidak diperbaiki, kita perlu membaca bukunya. Immanuel Kant yang menyoal moral, moral adalah system nilai yang menetukan bagaimana kita hidup, bertumpu pada niat baik, pertimbangan nurani, pertimbangan batin yang matang, kebermanfaatan terhadap sesama, otonomi dan rasionalitas melekat pada diri.
Kejujuran adalah pemandatan semesta yang harus kita akrab’i untuk menjernihkan ruang sosial berbangsa. literasi punya peranan astistik karena literasi adalah mercusuar peradaban yang dipancangkan oleh samudera waktu yang tak bertepi dan harus dijalankan dengan kejernihan.*
*) Penulis adalah Dosel Ilmu Perpustakaan FISIP UWKS
NB: Naskah menjadi tanggungjawab sepenuhnya penulis







