
SURABAYA (Radarjatim.id) – Pergulatan Cita, Asa dan Realita Sebuah Bangsa, adalah tema dari Dialog Kebangsaan. Digelar Forum Beda Tapi Mesra (FBM) di Gedung Juang 45 Surabaya. Ini dalam rangka memperingati HUT RI ke-80.
Dialog Kebangsaan, FBM ajak generasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Menghadirkan tokoh nasional. Antara lain, Prof. Dr. Meutia Hatta (putri Bung Hatta), Ganang Priyambodo Soedirman (cucu Panglima Soedirman), serta akademisi Airlangga Pribadi Kusman, S.Ip, M.Si, PhD. Bertindak sebagai moderator, Dosen UNTAG Surabaya, Dia Puspitasari, S.Sosio, M.Si, M.I.Kom.
Ketua FBM, Syuhada Endrayono, SH, menegaskan tujuan kegiatan ini adalah memperingati kemerdekaan sekaligus mencari solusi atas problem kebangsaan.
“Kami ingin memperteguh kembali rasa persatuan dan kesatuan anak bangsa agar tidak terbelah,” ujarnya.
Prof.Dr.Meutia Hatta menekankan pentingnya persatuan hati dan program serius untuk mensejahterakan rakyat.
“Anak-anak muda harus mengisi pembangunan sampai ke pulau-pulau kecil. Persatuan hati menjadi kunci agar Indonesia benar-benar merdeka dan sejahtera,” ungkapnya.Sementara itu, Airlangga Pribadi Kusman menyoroti urgensi mengembalikan ruh Pasal 33 UUD 1945.
“Negara harus kembali memastikan kekayaan alam digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, bukan hanya untuk orientasi profit bisnis atau asing,” tegasnya.
Di sisi lain, Ganang Priyambodo Soedirman menekankan perlunya “tobat nasional” dan pendidikan karakter bagi generasi muda. Ia juga tengah mempersiapkan film kepahlawanan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada pelajar.
“Kita harus menyambut Indonesia Emas 2045 bukan hanya dengan fisik, tapi juga dengan mentalitas bangsa yang kuat,” ujarnya.
Dialog kebangsaan ini diharapkan dapat melahirkan kesadaran kolektif seluruh elemen bangsa dalam menjaga persatuan, menjawab tantangan zaman, dan mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa. (R9)





