GRESIK (RadarJatim.id) – Meski belum dilantik, Bupati Gresik terpilih Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) terus blusukan ke desa-desa untuk menyerap berbagai aspirasi masyarakat sebagai bekal memaksimalkan kinerja pemerintahan yang akan dipimpinnya. Upaya menyerap aspirasi itu di antaranya dilakukan di sela aktivitas rutin, yakni nggowes yang diagendakan setiap Sabtu pagi.
Seperti dilakukan Sabtu (13/2/2021), bupati kelahiran Juni 1985 ini nggowes dari Desa Sumari menuju Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan.
Gus Yani tidak memilih jalur beraspal yang mulus, tetapi justru menyusuri jalan poros desa.
Sebagian besar kondisi jalan rusak, berlubang, dan bergelombang, serta tergenangi oleh air hujan. Rombongan nggowes harus ekstrahati-hati agar terhindar dari kubangan jalan yang rusak. Suami Nurul Haromaini ini sesakali turun untuk menyapa masyarakat.
Memasuki Desa Gredek, mantan Ketua DPRD Gresik itu menyempatkan mampir ke tokoh-tokoh masyarakat, juga menyaksikan langsung aktivìtas pengelolaan bank sampah yang sebulannya menghasilkan Rp 9 juta itu. Nggowes Berdesa ini finish di tanggul telaga Desa Gredek.
Di akhir nggowes inilah Gus Yani mendengarkan semua keluh kesah warga, mulai pengelolaan sampah hingga kondisi jalan rusak. Di antaranya, jalan poros desa (JPD) di Desa Sumari yang terdapat SMK Negeri, sehingga jadi jalur alternatif.
“Jalannya itu rusak Pak Bupati. Apalagi yang jalur Gedang Kulut di Cerme, parah,” ujar Kepala Desa Gredek Bahrul Ghofar.
Merespon keluhan warga, bupati termuda berusia 35 tahun itu menyampaikan beberapa konsep Gresik Baru. Di antaranya adalah konsep konektivitas antarkecamatan. Selain untuk kepentingan lalu lintas, konsep itu sebagai upaya menumbuhkan ekonomi lokal.
“Ada perbaikan dan penguatan infrastruktur jalan dan jembatan sebagai jalur alternatif. Misalnya menghubungkan Kecamatan Duduksampeyan, Benjeng, dan Cerme,” ujarnya.
Khusus insfrastruktur jalan dan jembatan, pihaknya punya harapan bisa dituntaskan secepat-cepatnya. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi keluhan jalan kabupaten maupun pedukuhan yang rusak.
“Kayak saat ini jalan poros Desa Sumari ke Gredek rusak parah,” katanya. Bila sudah terhubung beberapa kecamatan, akan ada infrastruktur pendukung yang perlu disiapkan. Di antaranya, tempat pengolaan sampah terpadu (TPST),” ujarnya.
Ia mengaku sudah komunikasi dengan pihak-pihak pengelola sampah modern. Selain sebagai upaya zero sampah plastik, juga akan menyerap tenaga kerja lokal. Pihaknya, lanjut Gus Yani, sudah punya konsep membangun TPA di kecamatan yang terkoneksi beberapa kecamatan lainnya. Dengan demikian, pengelolaan sampah tidak lagi terkonsentrasi di TPA Ngipik yang berdekatan dengan kawasan industri Petrokimia Gresik. (*/rj2)







