SURABAYA (RadarJatim.id) — Krisis literasi yang masih melanda para murid di jenjang sekolah dasar (SD) tidak membuat SDN Sawunggaling I/382 Surabaya tinggal diam. Sekolah ini selalu melibatkan seluruh warga sekolah dengan meluncurkan program inovasi Pojok Literasi Kreatif (POSITIF) sebagai ruang tumbuhnya budaya membaca dan menulis di lingkungan sekolah.
Program ini mengajak seluruh murid Sawungsa (SDN Sawunggaling I/382 Surabaya) untuk melakukan kegiatan literasi selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, setiap hari. Kegiatan tersebut tidak berhenti pada kegiatan membaca saja, tetapi juga diarahkan untuk menghasilkan karya tulis kreatif setiap bulannya, seperti puisi, pantun, dan cerita pendek hasil karya setiap murid sendiri.
Tentang buku-buku yang digunakan, bersumber dari koleksi sekolah dan sumbangan dari alumni, juga orang tua/wali murid Sawungsa, sebagai bentuk kolaborasi nyata antara sekolah, alumni, dan orang tua/wali murid dalam membangun budaya literasi. Melalui partisipasi tersebut, para murid dapat berpikiran, bahwa membaca bukan hanya kewajiban seorang pelajar, tetapi kebiasaan yang menyenangkan dan bernilai tinggi.
Program ini juga sejalan dengan teori kepemimpinan Path-Goal, yang di dalamnya kepala sekolah berperan sebagai penentu arah dan fasilitator yang menghilangkan hambatan agar setiap guru dan murid dapat mencapai tujuan literasi secara optimal.
Kepala SDN Sawunggaling I/382 Surabaya, Mochamad Taukit, MPd, menegaskan pentingnya menjaga kesinambungan program-program sekolah.
“Kebijakan kepala sekolah sebelumnya yang baik akan kita jaga dan teruskan, sedangkan kebijakan baru dan belum ada akan kita adakan dan kembangkan sebagai wujud penerapan kepemimpinan di sekolah ini. Salah satunya program terbaru, yaitu Pojok Literasi Kreatif ini,” ujar Mochamad Taukit, Jumat (10/10/2025).
Sementara itu, guru kelas VB yang juga Koordinator Kurikulum Sawungsa, Carlis Mega Nurminawati, SPd SD., menuturkan, bahwa kegiatan literasi di tiap kelas berjalan sesuai harapan. Para siswa sangat antusias mengikuti program ini.
“Pojok Literasi Kreatif di tiap kelas bahkan punya nama sendiri-sendiri, seperti Sudut Gajah, Sudut Impian, dan lain-lainnya. Kami menggunakan buku fiksi maupun nonfiksi untuk merangsang pembiasaan membaca para murid di kelas,” ungkap Mega penuh semangat.
Melalui program Pojok Literasi Kreatif ini, SDN Sawunggaling I/382 Surabaya berharap dapat melahirkan generasi pembelajar yang tidak hanya gemar membaca, tetapi juga mampu mengekspresikan gagasan secara kreatif dan inovatif. Langkah kecil ini menjadi contoh nyata, bahwa inovasi literasi bisa tumbuh dari ruang kelas yang sederhana, ketika sekolah, guru, alumni, dan orang tua/wali murid bergerak bersama menyalurkan energi positif untuk masa depan pendidikan. (rj2)
Kontributor: Ekananda Nurrohmad





