SIDOARJO (RadarJatim.id) — Pondok Pesantren Manba’ul Hikam Putat Tanggulangin tampak ramai di kunjungi para guru dan siswa SMK Yos Sudarso 2 Candi. Mereka berjalan merunduk dan mencium tangan Pengasuh Ponpes KH. Abdul Wachid Harun saat bertemu dan akan memasuki kediaman kyai, pada (16/10/2025) pagi.
Sebanyak 52 siswa SMK Yos Sudarso 2 Candi, dibawah naungan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama Sidoarjo itu mengamalkan adab dan etika di Ponpes Manba’ul Hikam Putat Tanggulangin, didampingi langsung oleh Kepala SMK Yos Sudarso 2 Candi, Dr. Joko Siswanto, M.Pd.I
Usai sowan Kyai Abdul Wachid Harun, Joko Siswanto Kepala SMK Yos Sudarso 2 Candi menuturkan sengaja sowan ke Pondok Pesantren bertujuan untuk memberikan dukungan dan memuliakan para ahli ilmu atau para kiai. “Apalagi pesantren saat ini menjadi perbincangan dikalayak kalangan umum, yang dimana perilaku adab yang disalah artikan dengan feodalisme,” tuturnya.
Bagaimana tradisi pesantren yang akhlak-akhlak santri yang pada hari ini dianggap sebagian kalangan, sebagai bentuk perbudakan atau feodalisme. “Padahal tradisi leluhur pesantren bagaimana santri kepada kiai ini adalah bagian dari pengabdian, hormat kita dan mengamalkan apa yang ilmu pengetahuan kita pelajari di sekolah,” terang Abah Joko_sapaan akrabnya.
Adab dan etika pesantren ini merupakan tanda untuk memberikan penghormatan kepada sang kiai atau guru kami. “Dengan adanya nasehat dari Pak Kiai, anak-anak bisa melihat kehidupan di Ponpes, harapannya ini bisa diaplikasikan di sekolah, walaupun SMK tetapi akhlaknya juga santri,” katanya.

Menyikapi persoalan adab dan etika pesantren tersebut, KH. Abdul Wachid Harun menyatakan semua yang merendahkan Kiai, Santri dan Pesantren karena mereka tidak pernah belajar di Pesantren.
”Siapa yang tidak mengenyam pendidikan pesantren mungkin tidak kenal hal seperti itu, pondok itu mengedepankan adab, adab itu etitut, adab itu di atas ilmu, bahkan adab itu harus diterapkan sebelum ilmu diberikan, “ jelasnya.
“Adanya pemberitaan yang tidak sesuai fakta di salah satu Stasiun Televisi Nasional, pantas para Kiai, Santri maupun Pengasuh Pondok Pesantren geram akan hal tersebut,” tegasnya.(mad)







